GridOto.com – Rencana pemerintah menghentikan insentif kendaraan listrik mulai tahun depan diperkirakan bakal memunculkan dinamika baru di pasar otomotif nasional.
Buat yang belum tahu, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut bahwa pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk kendaraan listrik mulai 2025.
Airlangga menjelaskan, selama dua tahun program ini berjalan pemerintah sudah melihat hasil nyata dari kebijakan tersebut.
Salah satunya adalah sejumlah model mobil listrik yang beredar di Indonesia kini sudah dirakit secara lokal.
"Insentif sudah diberikan sepanjang dua tahun untuk mendirikan pabrik. Hasilnya sudah nyata, hampir semuanya (kendaraan listrik) sudah di CKD-kan di Indonesia," kata Airlangga, Sabtu (28/11/2025), dikutip dari Kompas.com.
Menanggapi wacana tersebut, PT Toyota-Astra Motor (TAM) menilai kebijakan ini berpotensi memberikan dampak cukup besar, terutama pada segmen kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) yang saat ini tengah berusaha tumbuh.
Ernando Demily, Direktur Marketing PT TAM, mengatakan bahwa insentif yang diberikan pemerintah selama ini berperan penting dalam mendorong minat konsumen terhadap kendaraan listrik.
Menurutnya, pencabutan insentif tanpa kebijakan penyeimbang bisa memengaruhi permintaan kendaraan elektrifikasi di Indonesia.
“Jika kebijakan ini dihapus tanpa adanya penyesuaian pada kebijakan lain, mungkin bisa cukup berpengaruh ya. Karena melihat kondisi pasar saat ini, dan memang jumlah insentif yang diberikan cukup banyak apalagi di model Battery EV,” ujar Ernando kepada GridOto.com belum lama ini.
Baca Juga: Soal Wacana Penghapusan Insentif Mobil Listrik, Begini Kata Wuling
Ia menjelaskan, pasar kendaraan listrik di Indonesia masih berada pada tahap pertumbuhan, dengan harga jual yang relatif tinggi dibandingkan kendaraan konvensional.
Kehadiran insentif membuat harga lebih kompetitif dan membantu memperluas jangkauan konsumen.
Ernando menambahkan, pelaku industri berharap ada kebijakan transisi atau skema baru yang bisa menjaga momentum elektrifikasi.
Tanpa itu, risiko perlambatan penyerapan pasar bisa saja terjadi.
“Harapannya, apa pun kebijakannya nanti, tetap mendukung percepatan elektrifikasi dan tetap menjaga daya beli masyarakat,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Toyota sendiri menawarkan berbagai pilihan kendaraan elektrifikasi, dari hybrid hingga BEV.
Dengan portofolio yang cukup luas, TAM menegaskan akan terus mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah sambil menyesuaikan strategi pasar.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR