Dedi Mulyadi Bikin Kabid Dishub Bogor Mewek Kucek Mata, Degdegan Keseret Sunat Uang Sopir Angkot Rp 200 Ribu

Irsyaad W - Senin, 7 April 2025 | 19:15 WIB

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dishub kabupaten Bogor, Dadang Kosasih menangis dihadapan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi karena terseret sunat uang kompensasi sopir angkot (Irsyaad W - )

GridOto.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bikin Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) kabupaten Bogor, Dadang Kosasih mewek kucek mata.

Dadang degdegan lalu menangis saat disidang Dedi Mulyadi karena keseret kasus sunat uang kompensasi sopir angkot sebesar Rp 200 ribu.

Kasus pungli ini terungkap setelah salah seorang sopir angkot yang menjadi korban penyunatan, Emen, menyebut instansi tersebut.

Seharusnya, para sopir angkot menerima kompensasi sebesar Rp1,5 juta yang terdiri dari uang tunai Rp1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu.

Namun para sopir angkot mengaku hanya membawa uang tunai ke rumah sekitar Rp 400-800 ribu.

Karena diminta menyetorkan uang Rp 200.000 per orang kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Dugaan penyunatan uang kompensasi itu pun mencuri perhatian Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menginisiasi program tersebut.

Baca Juga: Disunat Genderuwo, Sopir Angkot Bogor Cuma Terima Uang Kompensasi Rp 400 Ribu Dari Aslinya Rp 1 Juta

IG/@dedimulyadi71
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dishub kabupaten Bogor, Dadang Kosasih menangis terseret sunat uang kompensasi sopir angkot dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Adapun, momen Dadang Kosasih menangis itu diunggah oleh Dedi Mulyadi di Instagram miliknya, (6/4/25).

Dalam video tersebut, Dadang Kosasih masih menggunakan seragam dinasnya.

Ia nampak mengusap air mata yang mengalir di wajahnya dengan napas terisak.

"Pokoknya layani masyarakat. Ternyata jawabannya, Allah kasih jawaban melalui Pak Gubernur," ujar Dadang sambil menangis.

"Apapun itu, harus siap," ujar seorang pria di dekat Dadang.

Sebelumnya, Dadang Kosasih juga telah memberikan klarifikasi terkait adanya dugaan penyunatan uang kompensasi sopir angkot di Jalur Puncak tersebut.

Dadang Kosasih mengatakan, uang tersebut awalnya diberikan secara sukarela oleh para sopir kepada Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU).

Baca Juga: Sudah Dikembalikan, Dishub Klarifikasi Soal Uang Kompensasi Sopir Angkot yang Disunat

Dadang menyebut sopir angkot tidak pernah dipaksa menyerahkan uang tersebut.

"Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp 200.000," ujar Dadang di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, (4/4/25), dikutip dari Kompas.com.

Ia mengungkapkan simpang siur informasi yang menyebut adanya keterlibatan Dishub atau Organda dalam pemotongan dana kompensasi tidak benar.

Menurutnya, munculnya isu itu disebabkan oleh miskomunikasi antara berbagai pihak yang terlibat.

"Terkait informasi di luar yang simpang siur, dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan, kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan kemarin ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena miskomunikasi," jelasnya.

Dishub juga memastikan bahwa persoalan tersebut telah dituntaskan.

Total dana sebesar Rp 11,2 juta yang sempat dikumpulkan dari para sopir telah dikembalikan sepenuhnya.

Baca Juga: Tak Biarkan Uang Kompensasi Sopir Angkot Disunat Lagi, Dedi Mulyadi Bikin Aturan Baru

"Sekarang hari ini kita sudah saksikan semua bahwa yang potongan Rp200.000, Rp100.000, dan Rp 50.000, yang jumlahnya Rp 11,2 juta sudah diserahkan kembali ke sopir," ungkap dia.

"Ini murni dari KKSU langsung. Yang kemarin ada pungutan itu, ternyata itu keikhlasan dari sopir," kata Dadang.

Sebelumnya, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi, juga membantah jika adanya pemotongan uang kompensasi untuk sopir angkot.

"Itu tidak benar adanya, tetapi betul ada anggota kami di lapangan menerima sejumlah uang sebagai ucapan terima kasih, yang sifatnya seikhlasnya dari beberapa para pengurus paguyuban atau komunitas," ujarnya di Simpang Gadog, (3/4/25), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Haryandi mengungkapkan, uang yang terhimpun sebagai ucapan terima kasih tanpa dipatok dari para sopir angkot tersebut berjumlah Rp 3,2 juta.

Ia pun menegaskan jika dalam menghimpun uang tersebut tanpa ada paksaan dan juga tidak semua sopir angkot memberikan kontribusinya.

Sementara itu, ia menjelaskan imbalan tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih karena timnya telah membantu proses pendataan dalam waktu singkat setelah kebijakan itu diambil.

Baca Juga: Bantah Sunat Kompensasi, Dishub Sebut Sopir Angkot Bogor Beri Uang Keikhlasan

Tribunnews.com/Fersianus Waku/TribunnewsBogor.com/Muammarudin Irfani
Dishub bantah menyunat uang kompensasi sopir angkot Bogor, sebut kalau itu adalah uang keikhlasan dari sopir

"Sekali lagi kami dari Organda Kabupaten Bogor menyatakan bahwa hal pemotongan itu tidak benar adanya, tetapi hanya menerima imbalan terima kasih sesuatu yang sekali lagi sifatnya sukarela," katanya.

Diketahui, Dedi Mulyadi membagikan uang kompensasi kepada sopir angkot di Puncak Bogor agar tidak beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 2025.

Kompensasi diberikan sebesar Rp 1,5 juta per orang, dengan rincian uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500.000 yang dibagikan dua tahap sebelum dan sesudah Lebaran.

Menanggapi keluhan para sopir, Dedi Mulyadi akan mengganti kerugian akibat ulah oknum petugas Dishub, Organda dan KKSU tersebut.

Menghindari terjadinya pemotongan uang kompensasi, Dedi Mulyadi kedepannya akan mengubah konsep pemberian.

Jika angkot diliburkan beroperasi lagi di hari libur panjang berikutnya, Dedi Mulyadi akan mentransfer langsung uang kompensasi tersebut agar tidak ada kejadian pemotongan lagi.

"Konsepnya nanti tidak akan bentuk penyerahan uang seperti ini, nanti saya akan transfer," ujar Dedi dikutip dari tayangan di kanal YouTube Dedi Mulyadi, dikutip TribunJabar (4/4/2025).

Baca Juga: Heboh Uang Kompensasi Sopir Angkot Bogor Disunat Oknum KKSU, Dishub Bilang Tak Ikutan

Tak hanya untuk sopir angkot, uang kompensasi juga akan diberikan kepada pemilik angkot.

Rinciannya, jika diliburkan satu hari, Dedi Mulyadi akan transfer sebanyak Rp 100 ribu untuk sopir dan Rp 150 ribu untuk pemilik angkot.

Untuk memudahkan proses transfer, ia akan meminta sopir dan pemilik angkot membuka rekening di Bank Jabar.

Sehingga uang bisa langsung ditransfer tanpa ada lagi pemotongan oleh oknum.

"Jadi nanti pemilik angkot dan sopir angkot buka rekening di Bank Jabar, nanti uangnya tinggal ditransferin, tidak akan lagi ada pemotongan-pemotongan," jelasnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kang Dedi Mulyadi (@dedimulyadi71)