GridOto.com - Sejak akhir tahun lalu Yamaha meramaikan segmen trail 150 cc yang sebelumnya telah dihuni oleh Kawasaki KLX 150 dan Honda CRF150L.
Sebagai pendatang baru, Yamaha WR 155R dibekali teknologi, fitur dan juag mesin yang lebih canggih dibandingkan kedua rivalnya.
Sebagai informasi, Harga WR 155R Rp 36,9 juta, CRF150L Rp 34,45 juta dan KLX 150BF SE yang kami uji Rp 37,3 juta. Harga on the road Jakarta ya.
(Baca Juga: Video Komparasi Yamaha WR 155R vs Honda CRF150L vs Kawasaki KLX 150 BF, Seru Abis!)
Untuk pembuktian, langsung saja ketiganya diajak untuk melintasi beragam kondisi jalan, mulai dari aspal mulus sampai diajak off road di daerah Hambalang, Bogor.
Seperti apa hasilnya dan benarkah pendatang baru unggul disegala kondisi dari rival-rivalnya?
Simak terus ulasannya.
Desain
Ini memang soal selera karena tiap pabrikan memberikan sentuhan khasnya.
Misal CRF150L yang punya bentuk sporty serba tajam ala keluarga CRF Series seperti CRF250R. Tapi bedanya sudah dilengkapi perangkat lalu lintas.
Kalau WR 155R khas keluarga WR Series yang identik kuda besi dual purpose.
Gaya trailnya kuat tapi bukan yang dipakai kompetisi, makanya secara tampilan dan proporsi enak dilihat.
(Baca Juga: Hobi Adventure dan Ingin Kredit Honda CRF150L Bekas Keluaran Tahun 2020, Simak Cicilannya Nih Bro)
Sedangkan KLX 150BF SE nampak kurang berisi, terutama bagian bodi depan, sepakbor depan mendatar dan shroud tangki minimalis.
Memang sudah waktunya disegarkan nih, bukan cuma update warna dan striping.
Nah karena ini adalah KLX 150BF SE yang merupakan kasta tertinggi dari KLX 150, tampilannya cukup garang dengan permainan striping bodi yang ramai dan cerah.
Fitur & Teknologi
Kita bahas dari yang identik dulu nih, seperti bagian roda yang sama-sama pakai kombinasi pelek 21 inci di depan dan 18 inci di belakang berbahan alumunium.
Ukuran ban yang dipakai juga sama, 2.75-21 dan 4.10-18.
Suspensi depan WR 155R beda sendiri karena masih pakai teleskopik, kalau CRF150L dan KLX 150BF SE sudah upside down. Meskipun teleskopik, as suspensi depan WR 155R paling besar ketimbang rival-rivalnya.
Untuk suspensi belakang sudah pakai monosok yang dilengkapi dengan link.
Untuk pengereman ketiganya sudah pakai cakram ganda dengan model wavy disc.
Tentunya dengan cakram depan diameter 240 mm dan cakram belakang 220 mm, kecuali KLX 150BF SE yang pakai cakram belakang 190 mm.
(Baca Juga: Test Ride On Road Yamaha WR 155R, Trail Yang Asyik Banget Buat Garuk Aspal)
Melirik spidometer ketiganya punya desain berbeda. WR 155R paling lengkap dengan tampilan serba digital.
Informasinya ada spidometer, takometer model grafik, odometer, tripmeter, konsumsi bensin rata-rata, gear position, jam, fuelmeter, indikator VVA indikator, lampu-lampu, suhu, MIL, dan netral.
Milik CRF 150L juga sudah digital yang bentuknya mirip punya BeAT Street dengan lampu latar warna orange.
Isinya ada spidometer, odometer, trip A & B dengan tombol di sebelah kiri spido, fuelmeter, dan indikator lampu netral.
Kalau KLX 150BF SE justru paling sederhana karena masih analog tanpa takometer.
Dengan penunjuk kecepatan dan fuel meter pakai jarum, serta beberapa indikator lampu seperti sein dan lampu pass beam.
Geser ke area setang ketiganya beda. KLX 150BF SE lebih kokoh karena pakai model fatbar.
CRF150L pakai pipa biasa dengan penguat tambahan, sedangkan WR 155R pakai setang pipa biasa.
Penerangan ketiganya kompak dengan pakai model bohlam, dari lampu depan, belakang dan sein.
Tapi khusus WR 155R sudah dilengkapi lampu hazard.
(Baca Juga: Mesin Yamaha WR 155R Asyik Banget, Tarikan Enteng Tapi Bensin Irit)
Lanjut tangki bahan bakar, soal kapasitas WR 155R jadi yang paling besar dengan kapasitas 8,1 liter, disusul CRF150L yang punya kapasitas 7,2 liter dan KLX 150BF SE yang cuma muat 6,9 liter.
Kalau ngomongin soal aksesoris, KLX 150BF SE jelas paling lengkap dan siap off road, sudah ada hand guard, skid plate dan frame cover.
Terus pelek dilabur hitam jadi kelihatan lebih gagah.
Sementara kalau membahas dapur pacu, teknologi mesin WR 155R jelas unggul dengan SOHC 4 katup dan VVA, forged piston dan DiASil cyclinder dan berpendingin cairan.
Kalau CRF150L dan KLX 150BF SE pakai konstruksi 2 katup SOHC, pendingin udara.
Khusus KLX 150BF SE malah masih pakai suplai bahan bakar karburator, belum injeksi seperti 2 lawannya tadi.
(Baca Juga: Tersembunyi, Begini Cara Mengakses Aki dan Tool Kit Yamaha WR 155R)
Riding Position & Handling
Dengan ukuran jok yang panjang, posisi duduk cenderung dekat dengan setang kemudi. Setangnya sendiri ala motor trail yang lebar.
Tinggi jok WR 155R paling tinggi yakni 880 mm, disusul KLX 150BF SE 870 mm dan CRF150L 869 mm.
Buat rider berpostur 170 cm enggak sulit kok menaiki ketiganya, malah tinggi jok akan berkurang karena suspensi yang empuk akan membuat motor jadi amblas dan kaki bisa lebih menjejak tanah.
Soal bobot, karena paling sederhana KLX 150BF SE cuma 118 kg saja, paling ringan.
Bandingkan dengan CRF150L yang beratnya 122 kg atau bahkan WR 155R yang jadi paling berat, karena berbobot 134 kg.
Saat dipakai di jalan aspal mulus sih, ketiganya terasa lincah dan nurut. Enggak ada efek negatif yang mengganggu pengendalian di atas jalanan yang mulus.
Lain cerita kalau mulai masuk jalan off road, KLX 150BF SE paling mudah dikendalikan karena enteng.
CRF150L juga masih mudah dikendalikan di jalan off road, maka WR 155R jadi paling menguras tenaga karena bobotnya itu.
(Baca Juga: Ada Diskon Cuci Gudang, Beli Kawasaki KLX 150L SE dan Ninja 250SL Kini Cuma Rp 20 Jutaan Sob!)
Keunggulan WR 155R karena suspensi depan teleskopik dan belakang monosok, punya jarak main yang panjang dan redamannya cenderung padat.
Efeknya stabil di jalan aspal, tapi enggak gampang bottoming saat melompat atau melibas lubang.
Beda dengan CRF150L dan KLX 150BF SE yang pakai suspensi depan upside down, yang karakternya cenderung mengayun, jadi sedikit kurang stabil saat melibas jalan aspal.
Soal monosok, ketiganya dibekali setelan preload, jadi bisa diatur sesuai keinginan.
(Baca Juga: Panduan Ukuran Final Gear Kawasaki KLX 150, Biar Lebih Bertenaga di Tanjakan)
Performa
Sang pendatang baru WR 155R unggul berkat spesifikasi mesin paling canggih, berkapasitas 155 cc, SOHC 4 katup VVA, injeksi, berpendingin cairan dan punya transmisi manual 6 speed.
Klaim tenaganya 16,5 dk di 10.000 rpm dan torsi 14,3 Nm di 6.500 rpm.
Sementara KLX 150BF SE dan CRF150L punya spesiifkasi mesin mirip, 150 cc 4 tak, SOHC 2 katup, pendingin udara.
Malah rasio kompresi keduanya identik loh, 9,5 : 1.
KLX 150BF SE punya kapasitas murni 144 cc, dengan output tenaga maksimal 11,8 dk di 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm di 6.500 rpm.
Kalau CRF150L, kapasitas murninya 149,1 cc, dengan klaim tenaga 12,7 dk pada 8.000 rpm dan torsi 12,43 Nm di 6.500 rpm.
Karakter mesin KLX 150BF SE jadi yang paling smooth, karena masih pakai karburator tipe vakum jadi respon bukaan gas enggak bisa selalu diimbangi dengan naik-turun skep karburator.
Untuk harian sih masih cukupan, tapi kalau dipakai off road harus sabar supaya bisa mendapatkan tenaganya.
Untuk melibas tanjakan harus ancang-ancang untuk dapat momentum dan tenaganya enggak ngedrop.
(Baca Juga: Mesin Honda CRF150L Makin 'Adem' Setelah Adopsi Oil Cooler, Segini Biayanya)
Beda dengan CRF150L, yang tenaganya lebih agresif dan kuat sejak putaran rendah.
Mesin ini juga minim getaran dan roda belakang bisa spinning dengan mudah saat kopling di sentak.
Kalau WR 155R dengan kapasitas mesin dan output paling besar, karakternya paling menyenangkan karena rata dari putaran bawah sampai atas.
Tenaga dan torsi enggak putus-putus dan mudah untuk mendapatkan torsi kuat saat melibas tanjakan.
(Baca Juga: Gunakan Honda CRF150L, Para Polwan di Tulungagung Bagikan Sembako Sebagai Peringatan Hari Kartini)
Dengan transmisi 6 percepatan manual, saat dipakai di jalan rata WR 155R bisa lebih ngebut dan lebih irit.
Bandingkan deh sama kedua lawannya tadi yang masih pakai transmisi 5 speed dan mesin menggerung saat berjalan lebih dari 70 km/jam.
Keunggulan mesin WR 155R juga dibuktikan dengan hasil akselerasi dan konsumsi bahan bakarnya. Data lengkap bisa lihat langsung di bawah ini sob.
| KLX 150BF SE | CRF150L | WR 155R | |
| 0-60 km/jam | 5,8 detik | 5,6 detik | 4,4 detik |
| 0-80 km/jam | 10,8 ddetik | 9,7 detik | 7,7 detik |
| 0-100 km/jam | 21,7 detik | 20,6 detik | 15,4 detik |
| 0-100 m | 8,1 detik (@70,3 km/j) | 8,1 detik (@74,6 km/j) | 7,2 detik (@78,2 km/j) |
| 0-201 m | 12,8 detik (@83,6 km/j) | 12,6 detik (@89,2 km/j) | 11,5 detik (@91,8 km/j) |
| 0-402 m | 20,9 detik (@95,5 km/j) | 20,3 detik (@97 km/j) | 18,8 detik (@103,2 km/j) |
| Top speed Spidometer | 105 km/jam | 113 km/jam | 117 km/jam |
| Top speed Racelogic | 104,1 km/jam | 103 km/jam | 109,9 km/jam |
| Konsumsi BBM | 31,8 km/liter | 42,3 km/liter | 48,3 km/liter |
Kesimpulan
Yamaha WR 155R sedikit banyak mengganggu peta persaingan motor trail 150 cc, karena langsung mengungguli lawan-lawannya berkat mesin dan fitur yang dibawanya.
CRF150L saat ini jadi pilihan paling aman, dari sisi kelengkapan dan harga.
Lain cerita dengan KLX 150BF SE, memang teknologinya paling sederhana, tapi kelengkapan pendukung untuk off road jadi yang paling komplit.
Nah sekarang tinggal tentukan pilihan sesuai kebutuhan dan isi kantong sob.
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR