Antisipasi Macet, Apakah Sistem Satu Arah Menyelesaikan Masalah?

M. Adam Samudra - Senin, 30 Desember 2019 | 16:20 WIB

Ilustrasi. Kombinasi One Way dan Contraflow Dilakukan Jasa Marga di Tol Jakarta-Cikampek atas diskresi kepolisian. (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Animo tradisi pulang kampung selama liburan tahun baru 2020 menjadi tradisi yang perlu diantisipasi.

Terutama masalah mobilitas kendaraan yang melewati Jalan Tol Cikampek ,Tol Jagorawi maupun Tol Merak.

Pemerhati masalah transportasi, Budiyanto mengatakan, perlu adanya antisipasi kemacetan selama mudik & balik liburan tahun baru yang perlu dipersiapkan dengan sistem satu arah.

"Cara efektif dan sudah beberapa kali diuji cobakan adalah dengan cara menampilkan management pengaturan lalu lintas dengan sistem SSA (Sistem Satu Arah)," kata Budiyanto kepada GridOto.com di Jakarta, Senin (30/12/2019).

(Baca Juga: Asyik! Polres Majalengka Ajak Pemudik Olahraga dan Bagikan Kopi, Ngantuk Jadi Hilang)

Budiyanto mengaku, sistem satu arah merupakan pola managemen yang dilakukan dengan cara merubah jalan dua arah menjadi satu arah.

Ia menyebut, dengan pemberlakuan satu arah, kapasitas ruas jalan dan kapasitas persimpangan akan bertambah bahkan konflik kendaraan berkurang.

Pemprov DKI
Dukuh Bawah diberlakukan satu arah


"Dengan meningkatnya kapasitas jalan tentu akan mengurangi konflik kendaraan. Faktor lain yang tidak kalah penting apabila diberlakukan sosialisasi," paparnya.

Budiyanto mengatakan, sistem ini banyak diterapkan di Indonesia, seperti sacara luas di Surabaya dan Bandung, secara parsial di Jakarta.

(Baca Juga: Mau Liburan Bebas Macet? Dua Aplikasi Gawean Indonesia Ini Bisa Mudahkan Perjalanan Sob)

Untuk itu, lanjut Budiyanto perlu adanya perhitungan untung ruginya kalau jalan dua arah dirubah menjadi satu arah, untuk itu biasanya digunakan paket program perencanaan lalu lintas, sehingga dapat diketahui penghematan waktu yang terjadi, peningkatan kecepatan lalu lintas yang akan terjadi.

"Salah dalam merencanakan dapat malah menimbulkan kemacetan yang lebih besar ditempat lain kalau kajian yang dibuat paripurna, ataupun tidak didukung dengan data yang akurat," tutupnya.