Toyota Akui Masih Belum Rasakan Dampak Insentif PPnBM 2022 Terhadap Penjualan, Berharap Diperpanjang Lagi

Muhammad Ermiel Zulfikar - Rabu, 16 Maret 2022 | 17:20 WIB

Toyota Calya merupakan salah satu model yang mengikuti program insentif PPnBM 2022 kategori LCGC. (Muhammad Ermiel Zulfikar - )

GridOto.com - PT Toyota Astra Motor (TAM) akui belum merasakan dampak dari perpanjangan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) selama periode awal 2022 ini.

Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran TAM menjelaskan, hal tersebut dikarenakan banyak konsumen yang memilih untuk menunggu sampai kebijakan tersebut benar-benar diputuskan.

Mengingat insentif PPnBM ini baru diputuskan akhir Februari 2022 lalu, sehingga dalam data penjualan yang dirilis terlihat belum ada pergerakkan yang signifikan.

"Januari 2022 kan waktu itu belum ada pengumuman, sementara mendekati akhir Februari baru diputuskan sehingga dampaknya belum terlihat," ujar pria yang akrab disapa Anton ini beberapa waktu lalu.

"Karena kan customer Indonesia pengin mendapatkan kepastian," imbuhnya.

Meski begitu, Anton optimis diskon pajak dari pemerintah ini akan terasa dampaknya pada Maret 2022 seiring dengan tingginya minat konsumen.

Dibuktikan dengan banyaknya konsumen yang memilih menahan pembelian mobil baru, sampai benar-benar perpanjangan insentif PPnBM 2022 resmi digulirkan.

"Kalau demand (permintaan) atau interest (minat) sangat tinggi, kami dapat banyak sekali telepon, ada yang langsung datang (ke dealer) bertanya mengenai PPnBM ini. Jadi animonya tetap tinggi," tutur Anton lagi.

"Mungkin bocoran sedikit, pada Maret 2022 ini demand dari Toyota Avanza lumayan meningkat. Kira-kira 15 sampai 20 persenan," lanjutnya.

Baca Juga: Toyota Tidak Pasang Target Khusus Selama Ramaikan Jakarta Auto Week 2022, Fokus Promosi dan Edukasi Pengunjung

Lebih lanjut, Anton pun berharap insentif PPnBM untuk segmen non-LCGC yang berakhir pada akhir Maret 2022 ini kembali diperpanjang demi mendongkrak penjualan mobil baru di Tanah Air.

Begitu juga untuk kategori LCGC yang akan berakhir pada September 2022 mendatang.

"Harapan kami pemerintah mempertimbangkan lah, karena saya rasa bagaimanapun kondisi pandemi Covid-19 masih belum selesai," papar Anton.

"Jadi, bagaimana bisa mendukung industri otomotif secara lebih tepat, saya rasa insentif PPnBM cara yang lebih baik. Karena langsung bisa dirasakan," pungkasnya.