Bahkan, dirinya yang telah berkecimpung selama 16 tahun pun sempat gagal sebanyak tiga kali.
Sekitar tahun 2017, Andre akhirnya berhasil lulus dan memperoleh SPPI yang kini menjadi modal utamanya dalam bekerja.
Selain sulit, peserta juga harus membayar biaya tes SPPI sebesar Rp 300.000 hingga Rp 500.000.
Baca Juga: Tiga Debt Collector Dikepung Massa di Grobogan, Berawal Teriakan Keras Pemilik Brio
Setiap mata elang akan mati-matian mendapatkan SPPI agar bisa dipekerjakan oleh PT yang telah bermitra dengan leasing.
"Saya sampaikan bahwa, mata elang zaman sekarang tidak ada yang tidak punya KTA dan SPPI, itu wajib punya semua, karena PT-PT yang merekrut tenaga lepas seperti mata elang di lapangan itu mereka harus memberikan surat tugas, dan wajib punya namanya SPPI, tidak semudah zaman dulu," paparnya.
Dengan adanya SPPI, pihak PT dan leasing menjadi yakin bahwa mata elang yang dipekerjakannya bisa menjalankan tugas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan, salah satunya tidak dengan melakukan kekerasaan saat penagihan.
Meski berada di bawah naungan PT berbadan hukum, para mata elang tidak mendapatkan gaji bulanan tetap seperti karyawan pada umumnya.
"Kalau PT ini kita sistemnya bermitra tapi mitra lepas freelance. Kita sebenarnya enggak ada gaji, tergantung dapatnya (kendaraan), kalau dapat di situ ada yang namanya sistem fee," ungkap Alex.
PT yang menaungi para mata elang biasanya bekerja sama dengan banyak perusahaan leasing.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR