"Misalnya regulasi tentang kouta impor," tambahnya.
Baca Juga: Harley-Davidson Siap Luncurkan Moge Baru di GIIAS 2025, Ini Bocorannya!
Kata Vino, hal itu sangat mempengaruhi bisnis Harley-Davidson di Indonesia.
"Harley bukan hanya jual motor, tapi ada bisnis apparel, part dan juga aksesoris," jelas Vino.
"Begitu juga dengan homologasi, regulasi pemerintah yang berubah-ubah tentunya berdampak terhadap bisnis kami," tambahnya.
Selain itu, Vino juga menyoroti persaingan yang tidak sejajar dari moge-moge HD yang didatangkan ke Indonesia melalui jalur tidak resmi.
"Dalam hal ini banyak motor-motor selundupan atau bodong masuk tanpa membayar bea," ungkap Vino.
"Kalau di pasar harganya tentu jauh di bawah karena mereka enggak bayar bea masuk dan pajak," tambahnnya.
Sebagai APM, JLM Auto Indonesia hanya bisa lakukan edukasi ke konsumen dan menghimbau pemerintah untuk memperketat pengawasan.
"Kita hanya menghimbau pemerintah, ini kan devisa negara yang hilang," jelas Vino.
"Enggak hanya bea masuk tapi juga pajak tahunan sehingga double-double kerugiannya," tambahnya.
Selain itu, JLM Auto Indonesia juga secara tegas menolak menerima aftersales H-D yang didatangkan melalui jalur tidak resmi di Indonesia.
Oya, saat ditanya mulai banyaknya moge dari Tiongkok bergaya Harley-Davidson, Vino menyambutnya dengan positif.
"Kita melihatnya sebagai persaingan yang sehat," yakin Vino.
"Ini tandanya animo pasar moge di Indonesia cukup tinggi dengan masuknya produk-produk lain," tambahnya.
Menurut Vino, ada soul yang cuma bisa didapatkan di moge Harley-Davidson.
"Kita melihat Harley itu punya karakteristik sendiri," ujar Vino.
"Punya nilai history dan legendary yang enggak bisa dibeli dari brand lain," tutupnya saat ditemui di Jalan Hang Lekir No.27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Terakhir, pria jebolan Business and Finance University of Georgia berharap kalau Harley-Davidson dapat tawarkan produk terbaru dengan pelayanan dealer yang semakin baik.
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR