Sementara seorang sopir truk lainnya, Nur Sholeh, yang biasa mengangkut logistik dari Jawa Tengah ke Kalimantan, menilai kebijakan Zero ODOL dapat mendorong kenaikan harga pangan karena kapasitas muatan truk akan dibatasi.
"Kasihan rakyat, harga makin tinggi, ekonomi naik. Bukannya gak bati (karena mengangkut sedikit, harga semakin mahal), tapi imbasnya ke rakyat, harga naik," tutur Sholeh.
Sholeh menjelaskan sebelum kebijakan diberlakukan, dirinya bisa mengangkut 10 meter kubik muatan, namun dengan pembatasan ODOL, hanya bisa membawa 4 meter kubik.
"Kita awalnya bisa bawa 10 kubik lah, ini cuma bawa 4 kubik jadinya. Nanti harga naik, imbas ke rakyat juga," katanya.
Dalam satu kali perjalanan, pendapatan kotor Sholeh mencapai sekitar Rp 1,5 juta, belum termasuk biaya solar dan kebutuhan selama di jalan.
"Rugi banyak, bisa sih sebenarnya harga dinaikkan, tapi kasihan rakyat juga. Imbasnya ke rakyat, gak mungkin gak ke rakyat," lanjutnya.
Baca Juga: Ramai Demo Sopir Truk Terkait ODOL, Polisi Beberkan Tentang Penerapan Sanksi
Menanggapi isu pungli, Kepala Dishub Jawa Tengah, Arief Djatmiko, memastikan seluruh jembatan timbang di Jateng bebas pungli.
Ia meminta masyarakat untuk segera melapor jika menemukan praktik pungli dalam penegakan ODOL.
"Kalau ada laporan pungli, sampaikan kepada kami. Akan langsung kami tindak lanjuti bersama aparat penegak hukum," tegasnya.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR