GridOto.com - Kurang dari sebulan setelah peluncuran di Indonesia, kami mendapat kesempatan menjajal Suzuki Fronx di jalan raya.
Selama dua hari (22-23/6/2025), kami mengemudikan Suzuki Fronx SGX AT berkelir Ice Grayish Blue – Black (two tone) keliling Bandung, lalu ke Ciwidey, dan Jatinangor dengan total jarak tempuh sekitar 244,7 km.
Ini adalah Suzuki Fronx tipe tertinggi dengan harga on-the road DKI Jakarta Rp321.900.000 yang dibekali mesin bensin 4-silinder 1.462 cc berteknologi Mild Hybrid (K15C) dan transmisi otomatis hidraulis 6-speed.
Buat saya yang memiliki tinggi 182 cm dan berat tiga digit, kabin Fronx ini terasa sempit.
Ini memang mobil berukuran kompak, panjangnya kurang dari empat meter (3.995 mm), lebar 1,765 mm, dan tinggi yang cuma 1,5 m saja.
Baca Juga: Belum Sebulan, Ternyata Suzuki Fronx Laku Segini, Ini Tipe Terlaris
Untungnya Fronx bisa memberikan posisi mengemudi yang nyaman karena jok model sport dibalut kulit sintetis bisa disetel rendah dan setir dibekali penyetelan tilt dan teleskopik.
Dashboard-nya terlihat tebal dengan layar monitor 9 inci, panel AC digital dengan tombol fisik, dan layar MID 4,2 inci.
Cuma finishing material plastik di dashboard yang mendominasi ini perlu diperbaiki lagi kualitasnya biar kabin bisa terlihat lebih mewah.
Nah, perjalanan hari pertama dari Bandung ke Ciwidey dilakukan secara konvoi bersama dengan 11 unit Suzuki Fronx tipe SGX, GX, dan GL yang semuanya bertransmisi matik.
Karena laju kendaraan diatur sama road captain, sepanjang perjalanan banyak dihabiskan mengeksplorasi fitur Suzuki Safety Support (SSS).
Baca Juga: Ada Kode Ini, Tanda Suzuki Fronx Mau Launching di Indonesia?
Yup, Fronx SGX ini merupakan produk pertama Suzuki di Indonesia yang dibekali sistem keselamatan berkendara aktif alias ADAS (Advanced Driver Assistance System).
Hampir semuanya kami coba, seperti Adaptive Cruise Control (ACC), Lane Keep Assist (LKA), Lane Departure Warning (LDW), Lane Departure Prevention (LDP), Vehicle Swaying Warning (VSW), Blind Spot Monitor (BSM), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), 360 View camera, dan High Beam Assist (HBA).
Contohnya ACC, ini sangat membantu kami saat konvoi melaju di jalan tol.
Ketika fitur ini aktif Anda bisa nyetir tanpa perlu injak pedal gas atau rem dan mobil akan mengatur sendiri kecepatan dan jarak aman dengan mobil di depan.
Atau LKA, LDW, dan LDP yang peringatan dan feedback-nya tergolong soft dan alarm-nya enggak terlalu annoying.
Baca Juga: Suzuki Fronx Dilengkapi Sistem Mild Hybrid SHVS, Apa Kelebihannya?
Satu yang bikin konvoi enggak membosankan adalah peredaman kabin dari Fronx ini patut dipujikan.
Noise dari lingkungan sekitar kendaraan bisa diredam dengan baik.
Klop dengan sistem suspensinya, sokbreker Fronx punya kemampuan peredaman guncangan yang baik.
Jalan bergelombang yang ditemui di ruas Soreang sampai Ciwidey enggak bikin penumpang yang sedang tidur terbangun.
Cuma minusnya, posisi jok belakang itu tergolong tegak sehingga bikin lelah yang duduk di sana.
Baca Juga: Ini Perbandingan Harga Suzuki Fronx Tipe Tertinggi Versus Rival
Karena konvoi juga bikin eksplorasi performa mesin K15C terbatas, enggak bisa bejek pedal gas dalam-dalam hehehe.
Buat ilustrasi betapa pelannya kami melaju, total perjalanan hari pertama dengan jarak 133,3 km ini ditempuh selama 5 jam 29 menit dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam.
Average speed seperti ini itu kayak melaju di jalanan perkotaan yang padat dan banyak aktivitas stop and go.
Konsumsi BBM rata-rata yang tertera di MID mencapai 14,7 km/liter.
Harapannya, besok pagi atau hari kedua bisa bejek dikit pedal gas ya gak.
Baca Juga: Tiga Alasan Kenapa Suzuki Fronx GL Bisa Laris Manis di Indonesia
Cuma ya, itu jadi harapan saja, karena pada hari kedua semua peserta ditantang adu irit konsumsi BBM dengan menggunakan metode full to full.
Ini metode pengukuran BBM yang sederhana, caranya mobil diisi bahan bakar hingga penuh lalu mobil diajak berkendara dengan jarak tertentu.
Setelah perjalanan selesai, bensin diisi lagi hingga penuh.
Terus total jarak tempuh mobil dibagi dengan jumlah bahan bakar yang diisikan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar rata-ratanya.
Oh ya, sepanjang perjalanan AC dinyalakan dengan suhu 20 derajat Celcius dengan kecepatan kipas dua.
Baca Juga: Adu Fitur Suzuki Fronx Termurah VS Honda WR-V E, Siapa Paling Oke?
Ya sudah, sepanjang perjalanan menerapkan teknik eco driving deh.
Rute yang ditempuh semua peserta adalah kombinasi tol (Bandung ke Jatinangor PP) dan dalam kota (keliling Bandung).
Hasilnya setelah menempuh 111,4 km dengan kecepatan rata-rata 28 km/jam, Suzuki Fronx SGX yang kami kendarai menghabiskan Pertamax turbo sebanyak 3,4 liter saja.
Artinya konsumsi BBM-nya mobil ini 32,4 km/liter.
Gimana irit enggak?
| Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR