GridOto.com - Sosok jagal uang kompensasi sopir angkot Bogor sebesar Rp 200 ribu akhirnya bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Di depan Dedi Mulyadi, Nandar Tayana, pengurus Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) Kabupaten Bogor beri pengakuan mengejutkan.
Nandar mengaku mendapat perintah untuk mengoordinasikan pengumpulan uang dari para sopir angkot.
Ia menyebut, perintah tersebut datang dari Haryandi, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor.
"Ada mandat koordinasi, oknum itu (Pak Haryandi)," ujar Nandar, dikutip dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, (10/4/25).
Nandar mengaku tidak menerima upah sepeser pun dari tugas tersebut.
Ia bahkan harus berjaga selama 24 jam demi mengoordinasikan 270 sopir angkot yang terkena dampak kebijakan pelarangan operasional selama libur Lebaran 2025.
Baca Juga: Pak Dadang dan Anak Buah Selamat, Ini Sosok Jagal Uang Kompensasi Sopir Angkot Bogor Rp 200 Ribu
Setiap sopir angkot dijanjikan kompensasi sebesar Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500.000.
Ketika ditanya lebih lanjut oleh Dedi Mulyadi soal jumlah pungutan yang diminta.
"Waktu itu dia katanya, kalau bisa sih sampai Rp 200 ribu," jawab Nandar
Meski Nandar mengakui adanya permintaan uang, ia mengatakan hanya menerima dana dari satu orang, yaitu seorang sopir angkot bernama Emen.
Soal berapa banyak sopir yang benar-benar menyetorkan uang, Nandar mengaku tidak tahu pasti.
Namun, pengakuan ini dibantah oleh Haryandi. Ia menyatakan tidak ada pemotongan dana secara resmi, melainkan ada beberapa pengurus komunitas yang menerima uang sebagai bentuk "ucapan terima kasih" dari para sopir.
"Yang sifatnya seikhlasnya dari beberapa para pengurus paguyuban atau komunitas," terang Haryandi.
Menurutnya, uang yang terkumpul sebesar Rp 3,2 juta dan dihimpun tanpa paksaan.
Haryandi menegaskan tidak semua sopir angkot diminta uang dan semua dilakukan atas dasar sukarela.
Nama Kebid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, ikut terseret dalam kasus ini.
Namun, Dadang membantah keterlibatan Dishub Kabupaten Bogor.
Dalam pertemuannya dengan Dedi Mulyadi dan sopir angkot bernama Emen, Emen menyatakan bahwa Dadang tidak ikut menikmati hasil pemotongan dana.
Dalam penjelasannya, Dadang mengatakan sopir sempat mengaku beroperasi karena merasa harus mengganti uang yang telah dipotong sebesar Rp 200.000 oleh KKSU.
Hal ini yang membuat Dadang melakukan klarifikasi dan menyatakan bahwa pungutan berasal dari KKSU.
Baca Juga: Bantah Sunat Kompensasi, Dishub Sebut Sopir Angkot Bogor Beri Uang Keikhlasan
"Saya tanya ke sopir, kenapa kamu beroperasi. (Dia jawab) 'kan saya dipungut Rp 200.000. Untuk gantikan Rp 200.000 itu, saya makanya beroperasi'. Baru di situ saya punya data siapa yang mungut, ternyata KKSU," ujar Dadang.
Setelah polemik ini mencuat, Gubernur Dedi Mulyadi memfasilitasi mediasi antara pihak-pihak terkait.
Dalam mediasi yang digelar di Pos Dishub Gadog, (4/4/25), KKSU menyatakan uang yang semula diterima dari para sopir dikembalikan seluruhnya.
"Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp200.000," kata Dadang Kosasih.
Total dana yang dikembalikan mencapai Rp 11,2 juta.
Dishub memastikan uang tersebut dikembalikan langsung oleh KKSU tanpa campur tangan Dishub atau Organda.
"Ini murni dari KKSU langsung. Yang kemarin ada pungutan itu, ternyata itu keikhlasan dari sopir," tambah Dadang.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR