"Harga bio etanol produksi Indonesia, kalau hitung-hitungan engineering itu harga sekitar Rp 16.000 per liternya di Indonesia," yakin Profesor yang mengambil kuliah S3 membahas khusus etanol di Swedia ini.
Harga Rp 16.000 ini adalah harga untuk etanol murni atau 100%, wacana pemerintah adalah mencampur 10% etanol dengan 90% bahan bakar fosil.
Menurut Prof Ronny, untuk saat ini etanol impor masih lebih murah dibandingkan dengan etanol yang diproduksi di Indonesia.
Baca Juga: Kenalan Sama Etanol Yuk, Bahan Bakar Terbarukan dari Tanaman
Prof Ronny juga menjelaskan kenapa harga etanol hingga saat ini masih lebih mahal dibandingkan BBM fosil.
Alasan utamanya, untuk membuat etanol membutuhkan biaya produksi yang lebih besar dibandingkan BBM fosil.
"Kalau BBM fosil itu anugrah dari tuhan, barangnya sudah ada, tinggal diambil, diolah dan digunakan," ujarnya.
"Sedangkan etanol ini harus diproduksi dari awal. Mulai menanam bahannya, memanen, lalu memprosesnya hingga bisa digunakan. Biaya produksinya lebih besar," tuturnya.
Meski begitu Prof Ronny yakin kalau etanol ini adalah bahan bakar masa depan karena termasuk sumber energi terbarukan.
Selain itu, etanol juga ramah lingkungan karena termasuk bahan bakar net zero emission.
Sebab CO2 hasil pembakaran etanol bisa dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis, dan tumbuhannya bisa diolah lagi menjadi etanol.