Skandal Paling Terkenal di F1 Singapura, Sengaja Menabrakkan Diri Demi Kemenangan Fernando Alonso

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 29 September 2022 | 12:50 WIB

Skandal crashgate di F1 Singapura (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Berbicara soal gelaran F1 Singapura 2022 akhir pekan ini, tidak akan lepas dari skandal crashgate yang sangat terkenal di dunia balap.

Skandal crashgate yang terjadi pada 2008 silam ini, merupkan salah satu sejarah kelam dalam gelaran F1 Singapura.

Bahkan, jika berbicara peristiwa paling kontroversial sepanjang sejarah F1, skandal crashgate di F1 Singapura 2008 mungkin masuk nominasi utamanya.

Skandal crashgate melibatkan tim Renault, yang pada saat itu dibela Fernando Alonso dan Nelson Piquet Jr, putra legenda Nelson Piquet yang kini juga menjadi calon kakak ipar Max Verstappen.

Sayang sekali, kala itu juara F1 dua kali tersebut terpaksa start dari posisi ke-15 karena masalah teknis saat kualifikasi.

Balapan berlangsung dengan lancar tanpa drama, lalu pada lap 12 Alonso melakukan pit dan turun ke posisi paling belakang.

Namun dua lap berselang, Nelson Piquet Jr. mengalami crash di tikungan 17.

Karena lokasinya sulit dijangkau, mau tak mau Race Director harus mengeluarkan safety car untuk mengamankan balapan.

Karena banyak pembalap berada di depan ketika safety car keluar, hanya ada dua pembalap yang bisa masuk ke pit sebelum pit lane ditutup.

Baca Juga: Sembuh dari Usus Buntu, Alex Albon Balapan Lagi di F1 Singapura 2022

Sebagian besar pembalap akhirnya melaju di belakang safety car, sambil menunggu pit lane dibuka untuk melakukan pit stop.

Hal itu membuat posisi para pembalap yang awalnya berjarak, kembali merapat di belakang safety car.

Ketika pit lane dibuka, kebanyakan tim melakukan double stack dan membuat pit lane ramai hingga terjadi sedikit kekacauan, termasuk terjadi insiden selang nyangkut Felipe Massa.

Alonso yang sudah melakukan pit stop terlebih dahulu, lantas mendapatkan keuntungan track position dan memimpin balapan.

YouTube The Racing Pilot
Safety car keluar di belakang banyak pembalap

Safety car tersebut berhasil dimanfaatkan Fernando Alonso, hingga akhirnya memenangkan balapan.

Setelah balapan tidak ada kecurigaan sedikitpun, sedikit suara tidak sedap juga lama-lama hilang ditelan angin.

Namun, fakta memalukan baru terungkap setahun setelahnya, yang mana pada pertengahan musim 2009 Nelson Piquet Jr. dipecat oleh tim Renault karena penampilan kurang bagus.

Piquet yang kesal lalu berbicara ke banyak orang, soal akal bulus memalukan di F1 Singapura 2008.

Ternyata saat itu crash yang dilakukannya hingga membuat Alonso menang adalah hasil strategi kotor bos tim Renault, Flavio Briatore, bersama kepala mekaniknya, Pat Symonds.

Baca Juga: Ada Warna Pink, Tim McLaren Pakai Livery Spesial di F1 Singapura 2022 Akhir Pekan Ini

Titik tikungan ke-17 tempat crash tersebut sudah dipelajari dan bisa dipastikan safety car keluar jika ada crash di sana.

Piquet pun jadi pion agar Renault bisa meraih kemenangan kembali setelah penampilannya sedang surut kala itu.

Alonso sendiri kabarnya tidak diberi tahu karena kemungkinan akan menolak strategi memalukan itu.

Sayang sekali apes bagi Piquet, setelah mengungkap fakta, dirinya malah banyak diserang dari berbagai penjuru.

Ketiganya (Piquet, Symonds, dan Briatore) mendapat sanksi dari FIA berupa larangan berada di ajang balap yang berada di bawah kendali FIA selamanya, walaupun akhirnya hukumannya diperingan sampai 2012 saja.

Kejujuran Piquet yang terlambat tersebut harus dibayar mahal karena tidak ada lagi tim yang mau memakai jasanya alias di-blacklist oleh tim F1.

Karir anak legenda F1 ini hancur karena crashgate Renault, tim-tim tidak mau memakai jasanya.

Piquet lalu ikut beberapa balapan Xfinity Series, Camping World Truck Series, dan juga ajang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans.

Crashgate itu juga jadi momen keterpurukan Renault yang harus kehilangan banyak hal terutama sponsor, hingga diakuisisi oleh grup Lotus dan berganti nama menjadi tim Lotus, sebelum akhirnya bisa kembali ke F1 dengan nama tim Renault.

Pat Symonds sendiri langsung bisa kembali aktif dalam balapan sebelum masa hukumannya selesai di 2012.

Setelah kembali, Symonds juga jadi kepala teknis tim Williams sampai 2016 dan kemudian menjadi Chief Technical Officer F1 hingga sekarang.

Sementara Flavio Briatore sendiri belum mau masuk menduduki jabatan penting di F1 dan hanya jadi pengamat saja.