"Setelah itu, kami akan membawa proposal ini kepada otoritas Indonesia untuk membahas pelaksanaan proyek secara bersama," ujarnya melansir dari World of Buzz disitat dari Kompas.com.
Ab Rauf menyatakan keyakinannyaproyek itu akan memberikan manfaat ekonomi yang besar jika benar-benar terwujud.
"Kami yakin, jika direalisasikan, jembatan ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Melaka," katanya.
Untuk mendukung pengkajian tersebut, pemerintah negara bagian Melaka mengalokasikan dana sekitar 500.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 2 miliar) untuk jasa konsultan.
Dana ini digunakan untuk menilai berbagai aspek proyek, mulai dari kelayakan teknis, ekonomi, hingga logistik.
Baca Juga: Mobil Masuk Kolong, Terowongan Tol Bawah Laut Akan Membentang di Sini
Selain pembangunan jembatan, pemerintah Melaka juga merencanakan pengadaan lahan seluas 5.000 hektare di Masjid Tanah.
Lahan tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan industri baru untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Internasional Kuala Linggi (Kuala Linggi International Port/KLIP) serta aktivitas ekonomi biru di Melaka.
Ab Rauf menegaskan, jembatan penghubung Malaysia-Indonesia ini diharapkan menjadi simpul strategis baru kawasan.
"Jembatan ini akan menjadi 'gerbang dunia' terakhir yang menghubungkan Malaysia dan Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih luas antara kedua negara," ujarnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR