"Ini sama aja orang salah kirim barang, kalau memang orang yang datang itu salah alamat, kita tinggal bilang 'kamu salah alamat, karena yang memiliki tanggung jawab dan kewajiban orang lain, bukan saya,' sesederhana itu kan?" ucap Minola.
"Cukup dijelaskan bahwa memang yang bertanggung jawab klien kami, katakan yang bertanggung jawab klien kami, selesai. Tidak usah diomong-omongin seolah-olah 'tuh lihat si RSO enggak mampu bayar cicilan,'" sambungnya.
Minola juga menjelaskan kedatangan debt collector itu sendiri cukup aneh, karena menurut Ruben belum ada keterlambatan pembayaran.
"Sangat aneh juga kalau sampai ada orang yang datang menagih sesuatu yang jatuh temponya belum tiba," kata Minola.
"Belum ada terlambat yang sangat kelewatan batas," imbuhnya.
Baca Juga: Lima Debt Collector Gadungan di Bandung Raya Tertunduk, 14 Motor dan Satu Mobil Jadi Bukti Kuat
Selain itu, kalau pun memang benar ada keterlambatan, seharusnya lebih dulu datang surat teguran, baru kemudian dilakukan pencarian.
"Ini yang salah siapa sebenarnya? Yang salah 'S' nya? Debt collector atau kita yang bereaksi berlebihan?" ujar Minola.
Diungkap kemudian oleh Minola, Ruben adalah orang yang selalu bertanggung jawab, tidak hanya pada anak, bahkan kepada mantan istrinya.
"Saya ingin mengatakan, apa yang sudah jadi tanggung jawab Ruben, dia akan tanggung jawab," tegas Minola.
"Siapa mantan suami yang masih membiayai kehidupan anak dan istrinya sebesar ini, setiap bulan," lanjutnya usai menunjukkan bukti transfer lebih dari Rp 200 juta yang dikirimkan Ruben untuk Sarwendah, termasuk di dalamnya biaya ART hingga plastik sampah," tuturnya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR