GridOto.com - Polisi menjelaskan alur penyekapan dan penyiksaan terhadap empat orang yang dilakukan sembilan orang di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Disebutkan, aksi kejam itu berawal dari deal transaksi over kredit Toyota Alphard.
Peristiwa penyekapan itu terbongkar setelah salah satu korban, Dessi Juwita, berhasil melarikan diri, (13/10/25), setelah dua hari disekap sejak Sabtu (11/10/25).
Dessi kemudian melapor ke Polda Metro Jaya, yang menjadi titik awal pengungkapan kasus tersebut.
Polisi telah menetapkan sembilan tersangka, yakni Adrian (41), Nunung (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).
Sementara empat korban yang disekap adalah pasangan suami istri Indra alias Riky dan Dessi Juwita, serta dua rekan mereka, Nurul alias Ibenk dan Ajit Abdul Majid.
Kasus bermula dari transaksi over kredit Toyota Alphard antara Adrian dan Nunung.
Baca Juga: Penyekapan dan Penyiksaan Jual Beli Mobil Bekas, di Lokasi Ada Kijang Innova dan Seragam Polri
Saat itu, Adrian mengalihkan kredit Alphard milik istrinya kepada Nunung. Namun, pembayaran tidak dilakukan penuh.
"Awalnya itu terjadi mau over kredit mobil Alphard dari tersangka A kepada N. Baru dibayar Rp 75 juta, masih utang kurang lebih Rp 400 juta," ujar Kanit 3 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol I Kadek Dwi, (18/10/25) melansir Kompas.com.
Dalam perjalanannya, Nunung menjual Alphard tersebut kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Adrian.
Tindakan itu membuat Adrian marah dan menuntut pertanggungjawaban.
Karena tak kunjung mendapat kejelasan, Adrian menculik dan menyekap Nunung selama tiga pekan untuk mencari tahu keberadaan Alphard tersebut.
Dalam penyekapan itu, Nunung mengaku Alphard itu sudah berpindah tangan kepada Indra.
Ia kemudian berupaya menghubungi Indra untuk meminta pengembalian uang muka (DP).
Baca Juga: Ngeri, Ini Peran 9 Tersangka Penyekapan dan Penyiksaan Jual Beli Mobil Bekas di Pondok Aren
"Nah, begitu (Indra) sudah ditransfer Rp 49 juta, (Nunung) mau mengajak ketemuan (Indra)," kata Kadek.
Selanjutnua, pada Sabtu (11/10/25) malam, Indra bersama Dessi, Nurul alias Ibenk, dan Ajit Abdul Majid berangkat ke sebuah angkringan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk bertemu Nunung.
Namun, sesampainya di lokasi, mereka justru diculik oleh Nunung bersama beberapa pelaku lain dan dibawa ke rumah milik MA (39) di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
"Betul, sebenarnya si N (Nunung) yang bermasalah, tapi dia juga menjadi korban (penyekapan), diculik juga dia. Bahkan sudah hampir tiga pekan," ujar Kadek.
Dalam proses penyekapan itu, Indra akhirnya mengakui Alphard telah dijual lagi ke pihak lain.
"Dia (Indra) yang beli Alphard-nya dari si N. Sama dia (Nunung) dijual lagi. Belum ketemu tuh (mobilnya sampai sekarang)," ujar Kadek.
Menurut Kadek, Adrian dan kelompoknya menyekap keempat korban dengan tujuan menginterogasi dan mencari tahu di mana Alphard tersebut berada.
Baca Juga: Santri Ponpes Diculik Tujuh Bandit, Tubuh Diseret dan Disekap Dalam Toyota Avanza
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, masing-masing pelaku memiliki peran berbeda dalam kasus ini.
Adrian: koordinator lapangan, perencana, eksekutor, penyedia mobil, dan pelaku pemerasan.
Nunung: koordinator lapangan yang memancing korban agar mau bertemu, serta ikut memeras korban.
VS: memerintahkan tersangka lain untuk merekam aksi penyiksaan, menjaga korban agar tak kabur, dan menyediakan rumah sebagai tempat penyekapan.
HJE (25): ikut menyiksa korban.
S (35): eksekutor yang ikut menyiksa korban dan menyediakan rumah.
APN (25): merekam video penyiksaan dan membantu membawa korban dari Jagakarsa.
Z (34): turut melakukan kekerasan terhadap korban.
I: eksekutor dan koordinator lapangan yang juga menyediakan mobil.
MA (39): pemilik rumah yang digunakan sebagai tempat penyekapan.
Selama penyekapan, tiga korban pria yaitu Indra, Nurul dan Ajit mengalami penyiksaan secara bergantian oleh para pelaku.
Sementara Dessi, satu-satunya korban perempuan, berhasil melarikan diri dan melaporkan peristiwa itu ke polisi, (13/10/25).
Kasus ini masih terus dikembangkan untuk menelusuri keberadaan Toyota Alphard yang menjadi sumber permasalahan.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR