Namun, sesampainya di lokasi, mereka justru diculik oleh Nunung bersama beberapa pelaku lain dan dibawa ke rumah milik MA (39) di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
"Betul, sebenarnya si N (Nunung) yang bermasalah, tapi dia juga menjadi korban (penyekapan), diculik juga dia. Bahkan sudah hampir tiga pekan," ujar Kadek.
Dalam proses penyekapan itu, Indra akhirnya mengakui Alphard telah dijual lagi ke pihak lain.
"Dia (Indra) yang beli Alphard-nya dari si N. Sama dia (Nunung) dijual lagi. Belum ketemu tuh (mobilnya sampai sekarang)," ujar Kadek.
Menurut Kadek, Adrian dan kelompoknya menyekap keempat korban dengan tujuan menginterogasi dan mencari tahu di mana Alphard tersebut berada.
Baca Juga: Santri Ponpes Diculik Tujuh Bandit, Tubuh Diseret dan Disekap Dalam Toyota Avanza
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, masing-masing pelaku memiliki peran berbeda dalam kasus ini.
Adrian: koordinator lapangan, perencana, eksekutor, penyedia mobil, dan pelaku pemerasan.
Nunung: koordinator lapangan yang memancing korban agar mau bertemu, serta ikut memeras korban.
VS: memerintahkan tersangka lain untuk merekam aksi penyiksaan, menjaga korban agar tak kabur, dan menyediakan rumah sebagai tempat penyekapan.
HJE (25): ikut menyiksa korban.
S (35): eksekutor yang ikut menyiksa korban dan menyediakan rumah.
APN (25): merekam video penyiksaan dan membantu membawa korban dari Jagakarsa.
Z (34): turut melakukan kekerasan terhadap korban.
I: eksekutor dan koordinator lapangan yang juga menyediakan mobil.
MA (39): pemilik rumah yang digunakan sebagai tempat penyekapan.
Selama penyekapan, tiga korban pria yaitu Indra, Nurul dan Ajit mengalami penyiksaan secara bergantian oleh para pelaku.
Sementara Dessi, satu-satunya korban perempuan, berhasil melarikan diri dan melaporkan peristiwa itu ke polisi, (13/10/25).
Kasus ini masih terus dikembangkan untuk menelusuri keberadaan Toyota Alphard yang menjadi sumber permasalahan.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR