Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Industri Komponen Otomotif Diterpa Badai, GIAMM Minta Insentif PPnBM Kembali Diberikan

Naufal Shafly - Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:40 WIB
Ilustrasi komponen sparepart aftermarket Schaeffler
Naufal/GridOto.com
Ilustrasi komponen sparepart aftermarket Schaeffler

GridOto.com – Industri komponen otomotif nasional tengah menghadapi masa sulit akibat penurunan penjualan mobil baru, yang terjadi sejak 2023.

Lesunya pasar membuat pabrikan otomotif melakukan penyesuaian produksi, yang berimbas langsung ke sektor komponen.

Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) menilai kondisi ini harus segera direspons dengan kebijakan strategis dari pemerintah.

Salah satunya adalah menghidupkan kembali insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP), seperti yang pernah diberlakukan saat pandemi COVID-19.

“Paling tidak ada policy dari pemerintah untuk bisa menaikkan domestic demand, seperti waktu COVID-19, insentif PPnBM-DTP,” ujar Sekjen GIAMM, Rachmat Basuki, saat dihubungi GridOto.com, Kamis (28/8/2025).

Menurut Rachmat, insentif tersebut terbukti ampuh mendongkrak penjualan mobil pada periode pandemi, yang secara langsung ikut menyelamatkan industri komponen otomotif dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Kini, dengan penurunan penjualan mobil baru yang kembali menekan rantai pasok, Ia berharap pemerintah segera mempertimbangkan langkah serupa untuk menjaga keberlangsungan industri.

PPnBM-DTP (untuk mobil) dengan local content di atas 60 persen,” tambah Rachmat.

Sebelumnya, Rachmat menjelaskan bahwa terjadi PHK di beberapa perusahaan yang menjadi anggota asosiasi GIAMM.

Baca Juga: Industri Komponen Otomotif Babak Belur Akibat Penurunan Penjualan Unit, Karyawan Dihantui PHK

"Berdasarkan info dari beberapa anggota GIAMM, range pengurangan karyawan antara 3 sampai 23 persen, tergantung dari jenis perusahaan komponen atau partnya," ucap Rachmat.

Ia mengatakan, efisiensi karyawan paling banyak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang hanya menjual produk mereka di dalam negeri.

"Untuk Industri komponen yang mampu ekspor, mereka masih bisa mempertahankan karyawannya," paparnya.

Adapun Rachmat mengatakan, penyebab lain yang turut memperparah kondisi sulit ini adalah derasnya mobil listrik dan truk impor utuh alias CBU.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa