GridOto.com - Kendaraan elektrifikasi seperti Plug-In Hybrid Electrive Vehicle (PHEV) dan Battery Electric Vehicle dari China membanjiri pasar global, termasuk negara Brasil.
Brasil sendiri menempati peringkat pasar mobil terbesar keenam di dunia, jadi tidak mengejutkan bahwa perusahaan seperti BYD ingin menguasai pangsa pasar mereka.
Namun perlu dicatat, BYD dan beberapa pabrikan lain termasuk GWM, mengirimkan produknya langsung secara utuh dari negara asalnya (CBU) secara masif.
Melihat hal tersebut, pakar industri Brasil menyuarakan keprihatinan bahwa kendaraan impor ini dapat merusak sektor manufaktur otomotif negara tersebut yang telah lama berdiri.
"Kami mendukung kedatangan merek baru di Brasil untuk memproduksi, mempromosikan sektor komponen, menciptakan lapangan kerja, dan membawa teknologi baru," kata Igor Calvet, Presiden Asosiasi Nasional Produsen Kendaraan Bermotor Brasil (ANFAVEA), dilansir dari Reuters.
"Namun, sejak saat kelebihan impor menyebabkan investasi yang lebih rendah dalam produksi di Brasil, itu mengkhawatirkan kami." lanjutnya.
Mengutip dari Carscoops, fenomena ini berawal dari 10 tahun yang lalu, saat pemerintah setempat menghapus tarif untuk kendaraan impor dalam upaya meningkatkan permintaan kendaraan elektrifikasi yang dibuat di luar negeri.
Pemerintah Negeri Samba memang memberlakukan kembali tarif 10 persen untuk BEV tahun lalu, tetapi ini relatif kecil dibandingkan dengan tarif khusus perusahaan yang dihadapi merek China di Eropa.
Melihat kesempatan itu, pabrikan seperti BYD tampaknya bergegas untuk mengimpor sebanyak mungkin kendaraan ke Brasil secepat mungkin.
Baca Juga: Penjualan Meroket, Ini Alasan BYD Sealion 7 Jadi Incaran di Segmen Mobil Listrik
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR