GridOto.com - Pasar mobil bekas ikut terdampak persaingan ketat di segmen mobil listrik baru.
Perang harga dan diskon besar-besaran dari dealer resmi membuat pedagang ragu untuk menjual unit mobil listrik bekas karena nilai depresiasi yang terlalu dalam.
Salah satunya terlihat di Bursa Mobil Poins, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Alvian Anwar, owner Allison Auto sekaligus pengelola Bursa Mobil Poins mengatakan, banyak pedagang tidak berani jual mobil listrik bekas.
“Enggak banyak yang jual mobil listrik, paling cuma satu atau dua showroom dari total 11 showroon, dan lakunya lama,” ujarnya saat dihubungi GridOto.com, Rabu (20/8/2025).
Alvian menjelaskan, harga mobil listrik bekas seringkali tertekan karena dealer resminya bisa sewaktu-waktu memberikan potongan harga sangat besar.
“Karena depresiasinya besar dan kebijakan dari dealernya juga. Tiba-tiba bisa diskon Rp 100 juta, gimana kami mau jual?,” katanya.
Kondisi ini menimpa satu unit Wuling Binguo EV tahun 2024 yang kini dipajang di salah satu showroom Bursa Mobil Poins.
Mobil tersebut sudah lebih dari tiga bulan belum laku, dengan harga jual masih bertahan di kisaran Rp 200 jutaan.
Baca Juga: Sudah Turun Harga, Mobil Listrik Bekas Tetap Sulit Laku di Lelangan
“Kalau belanja sebelum ada perang harga, unit tahun 2023-2024, pasaran Binguo EV seken masih mulai Rp 200 jutaan. Sekarang mau enggak mau ya bertahan di angka segitu walau unit udah lama di showroom,” ungkapnya.
Adapun harga baru Binguo EV pada 2024, Wuling Motors menjualnya di kisaran Rp 317 juta hingga Rp 372 juta tergantung varian.
Namun, unit barunya kini bisa didapat sekitar Rp 190 jutaan setelah munculnya pesaing baru seperti BYD Atto 1.
Situasi ini membuat pedagang berada dalam posisi sulit.
Menurunkan harga terlalu rendah berarti rugi, sementara mempertahankan harga membuat unit lama terjual.
“Ya pedagang rugi kalau diturunin. Makanya banyak yang enggak berani pegang mobil listrik bekas, kecuali harganya murah sekali,” pungkas Alvian.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR