GridOto.com - Viral sebuah Suzuk Ertiga pelat merah W 1034 BP dibuat melayang warga.
Lantaran kedua roda belakang dipreteli dan diganjal dengan batu buntut dari urusan panjang terkait nyawa seseorang.
Melansir video unggahan akun Instagram @feed_surabaya, disebutkan, Ertiga tersebut ternyata merupakan mobil siaga Desa Banyutengah, Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dijelaskan dalam keterangan video, aksi mempreteli roda belakang mobil siaga tersebut dipicu oleh dugaan penolakan penggunaan mobil siaga oleh pihak desa.
Padahal, saat itu ada warga yang tengah sakit dan membutuhkan pertolongan.
Karena tidak diperbolehkan meminjam mobil siaga, warga terpaksa membawa pasien tersebut menggunakan motor roda tiga.
Sayangnya, dalam perjalanan, pasien yang sakit itu dilaporkan meninggal dunia.
Baca Juga: Semi Horor Ada Nissan Livina Melayang di Exit Tol Ngawen, Roda Enggan Nempel Aspal
Peristiwa memilukan ini memicu emosi warga hingga akhirnya mereka melampiaskan kekesalannya dengan melakukan aksi pencopotan roda mobil siaga desa.
Selepas aksi pencopotan roda mobil siaga tersebut, selang sehari ternyata warga mendatangi Balai Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dalam video tersebut diwarnai dengan kemarahan warga, kursi pun melayang.
Dilansir dari TribunJatim-Timur.com, berdasarkan informasi yang dihimpun, ketegangan antara warga Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng, Gresik, dan pemerintah desa memuncak pada Senin siang (30/6/25) lalu.
Puluhan warga kembali menuntut Kepala Desa, Fadloli mencabut laporan terkait insiden mobil siaga desa yang sebelumnya diprotes warga.
Aksi ini merupakan lanjutan dari protes warga sehari sebelumnya, (29/6/25), yang memuncak dengan pencopotan dua ban belakang mobil siaga.
Aksi itu dipicu meninggalnya seorang warga, Bernama Fatkul Hadi, karena tidak mendapat akses cepat terhadap mobil siaga dalam kondisi gawat darurat.
Baca Juga: Ulah Staf, Pejabat Disperkimtan Bekasi Kena Getah Xpander Pelat Merah Keluyuran Saat Mudik Lebaran
Keluarga korban menyebut tidak ada kejelasan dari perangkat desa soal siapa yang memegang kunci mobil siaga.
Akibatnya, Fatkul Hadi dilarikan ke Puskesmas Prupuh menggunakan kendaraan roda tiga milik salah satu warga dan kemudian meninggal di RSUD Ibnu Sina.
Warga menilai kejadian tersebut sebagai akumulasi dari buruknya tata kelola mobil siaga desa yang dianggap tidak transparan dan tidak siaga dalam kondisi darurat.
Alih-alih menanggapi aspirasi warga, kepala desa justru membuat pengaduan hukum terkait insiden tersebut.
Salah seorang warga Syaifuddin, langkah itu menyulut kemarahan warga.
Sekitar pukul 13.00 WIB, (30/6/25), puluhan warga kembali berkumpul dan menggeruduk balai desa.
Menurut penuturan Syaifuddin, sempat terjadi baku hantam antara warga dan salah seorang perangkat desa, disertai kursi-kursi yang beterbangan.
Baca Juga: Negara Rugi Rp 827 Juta, 32 Kendaraan Dinas Termasuk 4 Ambulans di Aceh Utara Lenyap Misterius
"Jadi tensi perbincangan cukup tinggi, kemudian ada (perangkat) yang menggebrak meja yang kemudian sempat terjadi baku hantam dan kursi-kursi berterbangan," ujar Syaifuddin, (30/6/25) dikutip dari TribunJatim-Timur.com.
Ia juga menginformasikan di sana juga hadir beberapa pihak seperti dari Babinsa, perangkat desa, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Setelah perundingan intensif, akhirnya tercapai kesepakatan damai. Kepala Desa Fadloli secara resmi mencabut laporan hukum terkait insiden mobil siaga desa tersebut.
Dalam dokumen pernyataan tertulis yang ditandatangani di atas materai dan disahkan oleh Ketua BPD Muhammad Natsir, Fadloli menyatakan mencabut laporan yang sebelumnya ia buat.
Ia juga menyatakan tidak akan mengajukan laporan serupa di masa mendatang dan bertanggung jawab penuh atas keputusan tersebut.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR