Product Manufacturing Quality memastikan bahwa setiap kendaraan yang diproduksi sesuai dengan desain dan spesifikasi yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk menghilangkan cacat dan fluktuasi kualitas dalam setiap tahap produksi.
"TMMIN senantiasa mengedepankan transparansi dan tidak pernah menutupi jika ditemukan masalah pada produk. Prinsip 3M yang kami terapkan memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi wajib melakukan built in quality pada diri masing-masing," ujar Nandi.
"Prinsip ini menjadi dasar bagi setiap karyawan untuk bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan mereka," lanjutnya.
Bob menambahkan, tanggung jawab TMMIN tidak berhenti di proses produksi saja, melainkan customer service campaign berupa recall jika ditemukan masalah pada produk.
“Recall bukanlah hal yang kami lihat sebagai hal yang negatif. Kami melihat aktivitas recall sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Toyota terhadap pengguna," tutur Bob.
"Jika ada permasalahan yang terdeteksi, dan kami dapat menanggulangi kesalahan tersebut melalui recall maka langkah tersebutlah yang bijak untuk menjaga keamanan dan kenyaman pengguna produk Toyota,” sambungnya.
Selain produk, TMMIN juga masih mengikuti filosofi pendiri Toyota, yakni “We Make People Before We Make Product”.
Lewat filosofi ini, TMMIN juga berfokus membentuk SDM unggul.
Mereka rutin menggelar pelatihan dan program pengembangan seperti Quality Control Circle (QCC), Suggestion System (SS), hingga Quality Control Project (QCP).
Langkah-langkah kecil lewat program kendali mutu ini diyakini bisa membawa dampak besar, baik untuk karyawan maupun perusahaan.
“Komitmen ini mencerminkan tujuan jangka panjang Toyota untuk menjadi pemimpin global dalam mobilitas yang berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan standar kualitas yang tinggi,” kata Bob Azam.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR