GridOto.com- Pelumas atau oli kendaraan merupakan salah satu bisnis yang sangat menggiurkan.
Komponen supporting ini sangat penting bagi keberadaan sebuah kendaraan.
Data Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) menyebutkan dalam setahun kebutuhan pasar nasional sebanyak 1,1 miliar liter.
Mordor Intellegence,lembaga riset global tahun ini diprediksi market size pelumas di Indonesia sekitar 1,06 miliar liter.
Dari angka itu, sekitar 45 persen merupakan kebutuhan pelumas otomotif atau sekitar 495 juta liter.
Kantor berita Antara, pada 2023 menyebutkan produksi mencapai 1,2 juta kiloliter per tahun
Bisa dibilang pasar pelumas nasional tidak mengalami kenaikan signifikan bahkan ada kecenderungan sedikit menurun.
Adi Thahjono, Direktur Marketing dan Sales PT Gani Distribusi Lubrindo menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya.
Menurut pria berkantor di kawasan Sunter, Jakarta Utara kondisi ekonomi secara makro memang sedang tidak baik.
Beberapa konsumen ada yang menahan atau melambatkan waktu penggantian oli.
"Industri otomotif pun saat ini melambat, penjualan mobil dan motor dalam kuartal pertama ini juga menurun," jelasnya.
Namun demikian, penyebab utama menurut Adi bukan hal tersebut.
Karena secara jumlah, total kendaraan yang eksis di Indonesia masih tinggi dan tiap tahun bertambah.
Ia menyoroti masalah peredaran pelumas palsu di Indonesia.
"Angka pastinya memang tidak ada. Tapi, saya perkirakan sangat tinggi," bilangnya.
Hal ini karena bisnis oli palsu sangat menggiurkan.
"Bahkan pemalsu itu sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi," jelasnya.
Sekadar ilustrasi saja, GridOto.com pernah melakukan survei di Jabotabek terhadap peredaran oli palsu dari 2 merek terkenal.
Hasil investigasi kecil-kecilan yang telah dilakukan yakni dengan menguji masing-masing 10 sampel oli motor dan mobil, didapat sebanyak 4 botol masing-masing terbukti palsu.
Itu artinya, sebanyak 40 persen dari sampel merupakan oli palsu.
Terhadap data yang pernah diinvestigasi GridOto, Adi mengaku tidak heran.
Ia malah menyebutkan, di wilayah yang dekat dari pusat negara saja, begitu tinggi pemalsuan oli.
"Apalagi wilayah yang jauh dan tidak terjangkau. Bisa dibayangkan bagaimana peredaran pelumas palsu menjangkau pelosok masyarakat," katanya.
Ia mengatakan terhadap peredaran oli palsu ini, masyarakat yang paling dirugikan.
"Yang pasti kerusakan mesin kendaraan akan lebih cepat terjadi karena spesifikasi oli tidak sesuai dengan standar," tutupnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR