Namun demikian, penyebab utama menurut Adi bukan hal tersebut.
Karena secara jumlah, total kendaraan yang eksis di Indonesia masih tinggi dan tiap tahun bertambah.
Ia menyoroti masalah peredaran pelumas palsu di Indonesia.
"Angka pastinya memang tidak ada. Tapi, saya perkirakan sangat tinggi," bilangnya.
Hal ini karena bisnis oli palsu sangat menggiurkan.
"Bahkan pemalsu itu sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi," jelasnya.
Sekadar ilustrasi saja, GridOto.com pernah melakukan survei di Jabotabek terhadap peredaran oli palsu dari 2 merek terkenal.
Hasil investigasi kecil-kecilan yang telah dilakukan yakni dengan menguji masing-masing 10 sampel oli motor dan mobil, didapat sebanyak 4 botol masing-masing terbukti palsu.
Itu artinya, sebanyak 40 persen dari sampel merupakan oli palsu.
Terhadap data yang pernah diinvestigasi GridOto, Adi mengaku tidak heran.
Ia malah menyebutkan, di wilayah yang dekat dari pusat negara saja, begitu tinggi pemalsuan oli.
"Apalagi wilayah yang jauh dan tidak terjangkau. Bisa dibayangkan bagaimana peredaran pelumas palsu menjangkau pelosok masyarakat," katanya.
Ia mengatakan terhadap peredaran oli palsu ini, masyarakat yang paling dirugikan.
"Yang pasti kerusakan mesin kendaraan akan lebih cepat terjadi karena spesifikasi oli tidak sesuai dengan standar," tutupnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR