GridOto.com - Banyak yang beranggapan pemakaian bensin oktan tinggi, bisa bikin kendaraan lebih irit.
Lantas, apakah hal tersebut benar?
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan penjelasan terkait hal itu.
Ia pun membenarkan, kalau bensin oktan tinggi bisa bikin kendaraan lebih irit dibandingkan pakai oktan rendah.
Asal penggunaan bahan bakar pada kendaraan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Sebagai contoh Daihatsu Sigra punya rasio kompresi mesin 11,5 : 1.
Anjuran dari pabrikan, Daihatsu Sigra menggunakan bensin dengan oktan minimal RON 92.
"Karena mesin sudah disesuaikan dengan bensin, otomatis performanya lebih optimal, baik tenaga serta konsumsi BBM-nya," ujar pria yang akrab disapa Yus beberapa waktu lalu.
Alhasil mesin jadi lebih responsif, sehingga tidak perlu buka gas besar-besar untuk kecepatan yang diinginkan.
Efeknya, konsumsi BBM jadi lebih irit ketika menggunakan bensin dengan oktan tinggi yang sesuai.
Baca Juga: Enggak Mengubah Oktan, Ini Manfaat Aditif yang Ada di Bensin
Hal lain dari bensin oktan tinggi yang bikin irit bensin adalah adanya campuran zat aditif.
"Salah satunya adalah kandungan detergen, yang diformulasikan untuk membersihkan ruang mesin," imbuhnya.
Ruang bakar yang bersih membuat kinerja mesin lebih optimal, yang secara otomatis juga berdampak ke konsumsi BBM.
"Makanya balik lagi, kita harus mengisi bensin kendaraan kita dengan mengikuti anjuran dari pabrikan," papar Yus.
Lantas, apa dampaknya jika pakai bensin yang oktannya tidak sesuai anjuran pabrikan?
Misalnya pakai bensin yang oktannya lebih rendah.
"Pembakarannya tidak sempurna, efeknya bisa bikin ngelitik, emisi gas buang lebih tinggi dan bisa bikin mesin rusak," ucap Yus.
Begitu pula jika memaksa pakai bensin yang nilai oktannya melebihi anjuran pabrikan.
Misal Daihatsu Sigra yang seharusnya pakai bensin oktan 92, tapi diisi dengan oktan 98.
Hal ini juga tidak bisa dibenarkan karena bensin tidak terbakar sempurna oleh mesin, karena tidak sesuai spesifikasi mesin.
"Bukannya bikin motor makin kencang, malah bikin karbon menumpuk di ruang mesin," katanya.
"Akibatnya selain tarikan ngempos, karbon yang menumpuk juga bisa merusak komponen mesin," pungkas Yus.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR