Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Orang Bersifat Temperamen Cenderung Suka Kebut-kebutan di Jalan, Mitos atau Fakta?

Harun Rasyid - Minggu, 12 April 2020 | 20:35 WIB
Ilustrasi pengemudi yang marah saat berkendara
Wikihow.com
Ilustrasi pengemudi yang marah saat berkendara

GridOto.com - Manusia memang memiliki sifat yang berbeda-beda, mulai dari yang pendiam, periang hingga temperamen atau mudah marah.

Dalam kegiatan berkendara dengan motor maupun mobil, pasti ada saja ulah pengendara lain yang bisa menyulut emosi sehingga gaya berkendara yang tadinya santai, berubah jadi agresif bahkan kebut-kebutan.

Lalu, apakah pengendara dengan sifat temperamen atau emosian cenderung suka kebut-kebutan di jalan?

Psikolog, Fenny Junita M.Psi. mengatakan, ngebut di jalan sebenarnya dipicu oleh banyak faktor.

Baca Juga: Insiden Nissan GT-R Buktikan Jalan Tol Bukan Arena Balap, Psikolog Jelaskan Pemicu Kebut-kebutan

"Perilaku ngebut di jalan itu masuk kategori aggressive driving. Secara umum perilaku ini karena beberapa hal: ekspresi kemarahan pengendara, ada tekanan emosional seperti buru-buru dan juga karena pengendaranya memang suka kebut-kebutan buat mencari sensasi dari kegiatan yang memacu adrenalin," kata Fenny, Jumat (10/4/2020).

Fenny mengungkapkan, sifat temperamen sangat berkaitan dengan kematangan emosi seseorang.

"Semakin tinggi kematangan emosi seseorang, makin rendah kecenderungan untuk melakukan agressive driving. Sebaliknya, orang bersifat temperamen sangat mudah mengekspresikan kemarahannya walaupun di situasi yang kurang sesuai seperti di jalanan, misalnya dengan kebut-kebutan," jelasnya kepada GridOto.com.

Sementara itu, perilaku mengemudi yang berisiko memang biasanya dilakukan oleh seseorang dengan usia yang tingkat kematangan emosinya terbilang labil.

"Dari hasil penelitian, usia remaja menuju dewasa atau di usia minimal memiliki SIM dari 16 atau 17 tahun sampai awal umur 20 tahunan, adalah usia yang paling banyak melakukan perilaku berkendara yang berisiko dan berbahaya, misalnya kebut-kebutan dengan kendaraannya," terang Fenny lagi.

Baca Juga: Mengebut Saat Hendak Ke Rumah Sakit Untuk Tes Covid-19, Pengemudi Lamborghini Ditangkap Polisi

Jadi bisa dikatakan, seseorang dengan sifat mudah marah dengan kematangan
emosi yang belum matang, sangat berpotensi memacu kencang kendaraannya di jalanan.

"Seseorang dengan kematangan emosi yang baik mampu mengontrol diri dan perilaku mengemudinya. Ia lebih bisa menyesuaikan cara berkendara dengan peraturan lalu lintas yang berlaku, seperti batas kecepatan dan rambu lalu lintas lainnya," sebut Fenny.

Fenny menambahkan, pengendara dengan kematangan emosi yang baik, jika marah belum tentu akan kebut-kebutan di jalan.

"Pengendara dengan kematangan emosi yang baik dapat memberikan reaksi yang lebih tepat atau sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Jadi kalau di jalanan walaupun emosinya sedang naik atau marah, belum tentu Ia akan kebut-kebutan," tutup Fenny.

Baca Juga: Street Manners: Ketahui Batas Kecepatan Berkendara, Kecelakaan Saat Ngebut Ibarat Jatuh Dari Bangunan Lantai 4 Sob!

Nah bagi pengendara yang memiliki sifat temperamen maupun yang tidak, sebaiknya mengutamakan keselamatan sesama pengguna jalan ya sob, karena ngebut berarti maut.

 

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa