GridOto.com - Porsche Cayenne Electric hadir dengan sejumlah teknologi yang diadaptasi langsung dari mobil balap Porsche 99X Electric dari ajang Formula E.
Kedua mobil ini, misalnya, menggunakan sistem pendinginan oli langsung untuk motor listrik serta memiliki kapasitas recuperation hingga 600 kW.
“Formula E adalah laboratorium pengembangan kami untuk mobilitas listrik masa depan. Di sinilah kami memperoleh wawasan berharga yang kami terapkan pada mobil sport produksi massal,” ujar Dr. Michael Steiner, Anggota Dewan Manajemen untuk Riset dan Pengembangan Porsche AG, dalam siaran resminya (5/11/2025).
“Cayenne Electric menunjukkan seberapa cepat transfer teknologi dapat terjadi di Porsche, serta betapa pentingnya komitmen kami terhadap ajang balap listrik ini bagi pengembangan kendaraan produksi."
“Dalam Formula E, efisiensi adalah pembeda antara kemenangan dan kekalahan. Prinsip ini juga membentuk Cayenne Electric,” tambah Florian Modlinger, Direktur Factory Motorsport Formula E dan Team Principal tim pabrikan Porsche Formula E.
“Efisiensi tidak hanya menjadi fokus dalam pengembangan kendaraan, tetapi juga dalam cara kerja yang gesit dan adaptif seperti di dunia balap – yang membantu mempercepat proses pengembangan serta transfer teknologi."
Tim pengembangan motorsport dan produksi massal di Weissach, Jerman, bekerja berdekatan, sehingga pertukaran ilmu terjadi secara intens.
Apa yang diuji di lintasan balap menjadi inspirasi untuk pengembangan mobil produksi dan sebaliknya, teknologi dari mobil jalan raya juga sering menjadi pembelajaran bagi mobil balap.
Salah satu contoh paling nyata dari transfer teknologi ini adalah sistem pengisian daya; port dan konektor pengisian pada mobil balap 99X Electric dan mobil sport listrik Porsche identik.
Baca Juga: Bukan Cayenne, Ternyata Ini SUV Pertama Buatan Porsche Yang Bentuknya Mirip VW Safari
Teknologi dasar yang digunakan, Combined Charging System (CCS), kini menjadi standar tidak hanya di jalan raya tetapi juga di ajang Formula E.
Pendinginan langsung untuk efisiensi maksimum dan desain yang ringkas
Salah satu contoh nyata transfer teknologi dari dunia balap ke produksi massal adalah sistem pendinginan oli langsung.
Pada sistem ini, seluruh komponen listrik dari sistem penggerak didinginkan secara langsung menggunakan cairan khusus yang dikembangkan oleh Porsche, sehingga efisiensi serta performa berkelanjutan meningkat secara signifikan.
Porsche telah menggunakan teknologi inovatif ini di ajang Formula E sejak awal proyek dengan tingkat integrasi yang semakin tinggi.
Mulai tahun 2023, kendaraan uji GT4 e-Performance juga telah menguji teknologi pendinginan oli langsung di lintasan balap.
Kini, teknologi tersebut diterapkan ke tahap produksi massal, digunakan pada motor belakang model unggulan Cayenne Electric.
Pada motor listrik konvensional, cairan pendingin biasanya hanya mengalir melalui jaket di luar stator.
Namun, dengan sistem pendinginan langsung, cairan pendingin dialirkan melalui alur stator di sepanjang konduktor tembaga, sehingga panas dapat dibuang langsung dari sumbernya.
Baca Juga: Isinya Bikin Puas, Porsche Indonesia Bikin Pameran Keren di Jakarta Banyak Unit Istimewa
Untuk mencapai efisiensi dan performa yang sama, motor dengan sistem pendingin air konvensional harus berukuran sekitar 1,5 kali lebih besar.
Berkat pendinginan langsung ini, Cayenne Electric dapat dirancang dengan efisiensi hingga 98 persen, sementara varian kompetisi 99X Electric bahkan mencapai nilai yang lebih tinggi.
Daya recuperation luar biasa hingga 600 kW
Teknologi recuperation secara signifikan meningkatkan efisiensi pada kedua kendaraan ini.
Energi yang dihasilkan selama pengereman disalurkan kembali ke baterai untuk digunakan ulang dalam penggerak.
Semakin besar energi yang dapat diregenerasi, semakin panjang jarak tempuh yang bisa dicapai – serta memungkinkan penggunaan baterai yang lebih kecil, yang menjadi kunci performa tinggi baik untuk mobil sport maupun mobil balap.
Dalam ajang Formula E, jumlah energi yang tersedia dibatasi secara ketat: Porsche 99X Electric hanya diperbolehkan memulai balapan dengan kapasitas energi maksimum 38,5 kWh.
Namun, jika mampu memulihkan energi lebih banyak saat pengereman dibandingkan pesaingnya, maka mobil tersebut memiliki keunggulan energi tambahan untuk digunakan hingga garis finis.
“Proses recuperation adalah tantangan yang sangat kompleks,” jelas Florian Modlinger.
Baca Juga: Ini Daftar Mobil dan Motor Mewah Doni Salmanan yang Laku Dilelang, Porsche Hingga Ninja H2
“Saat pengereman, kami ingin mendapatkan energi sebanyak mungkin sekaligus mengurangi kecepatan secepat mungkin. Tergantung pada tekanan rem, sistem juga akan mengaktifkan rem roda depan. Keseimbangan mobil harus sesuai dengan preferensi pembalap, karena hal itu memengaruhi rasa percaya diri dan, pada akhirnya, performa mereka. Di jalan raya, aspek keselamatan berkendara juga menjadi prioritas. Untuk menyatukan semua hal ini, berbagai fungsi perangkat lunak bekerja secara bersamaan selama pengereman sebuah area besar di mana transfer pengetahuan dari dunia balap sangat berperan."
Pada Cayenne Electric, daya recuperation dapat mencapai hingga 600 kW tergantung pada kecepatan, suhu, dan tingkat pengisian baterai. Nilai puncak ini setara dengan yang dicapai oleh 99X Electric.
Dalam penggunaan sehari-hari, sekitar 97 persen manuver pengereman dilakukan sepenuhnya secara elektrik tanpa bantuan rem cakram mekanis.
Tergantung pada kondisi berkendara, recuperation dapat terus berlangsung hingga kendaraan berhenti total.
Hanya ketika perlambatan melebihi batas recuperation, sistem rem gesek di kedua poros akan aktif secara halus tanpa terasa oleh pengemudi.
Menghasilkan perpaduan sempurna antara efisiensi dan kenyamanan berkendara, terinspirasi langsung dari dunia motorsport.
Pengisian cepat dan proses fast charging yang andal
Sejak musim lalu, ajang Formula E telah memperkenalkan pit stop pengisian cepat yang dikenal dengan nama Pit Boost.
Dalam waktu 30 detik, pengisian daya dengan kapasitas 600 kW dapat memberikan tambahan energi sebesar 10 persen pada baterai Porsche 99X Electric.
Cayenne Electric juga dirancang untuk proses pengisian cepat serupa; hanya membutuhkan waktu kurang dari 16 menit untuk mengisi baterai dari kondisi 10 hingga 80 persen (state of charge atau SoC).
Tidak hanya di lintasan balap, suhu ekstrem juga kerap terjadi dalam penggunaan harian.
Filosofi Porsche adalah memastikan performa pengisian cepat tetap optimal bahkan di kondisi cuaca ekstrem dan dalam berbagai rentang SoC.
Daya pengisian DC Cayenne Electric mencapai hingga 400 kW. Pengisian cepat dapat dilakukan mulai dari suhu baterai 15 derajat Celcius.
Hingga sekitar 55 persen SoC, daya pengisian tetap berada di atas 350 kW, memastikan proses pengisian cepat tetap stabil dan efisien.
Dalam waktu 10 menit di stasiun pengisian yang sesuai, kendaraan ini dapat menambah jarak tempuh lebih dari 300 kilometer.
Formula E juga menjadi laboratorium pengujian sekaligus ajang pembuktian untuk teknologi fast charging.
“Para pembalap memacu mobil hingga batas kemampuan – terkadang di kota dengan suhu ekstrem seperti Jakarta. Saat kami masuk pit untuk pengisian daya, suhu sistem sering kali sangat tinggi,” jelas Florian Modlinger.
“Di sisi lain, kami juga ingin menjaga kebutuhan pendinginan mobil balap tetap minimal, karena pendinginan mengonsumsi energi dan, tergantung pada perangkat kerasnya, menambah bobot kendaraan. Jadi, selama Pit Boost di pit stop, kami mendemonstrasikan suplai energi dengan daya pengisian luar biasa besar dalam kondisi ekstrem.”
Dalam Formula E, Porsche memfokuskan investasi pada komponen kendaraan yang juga relevan untuk produksi mobil jalan raya.
Berdasarkan regulasi, komponen tersebut terletak di bawah bodi kendaraan.
“Tantangan teknis kami tidak terlihat dari luar, tetapi sangat signifikan – dan dalam banyak hal, tantangan tersebut serupa dengan yang kami hadapi pada mobil sport listrik Porsche untuk penggunaan jalan raya," pungkas Modlinger.