Saat itu pembalap tim Avintia, Loris Baz, mengalami crash mengerikan saat tes di Sepang gara-gara ban yang meledak.
Baz sedang melaju di kecepatan 290 km/jam, lalu bannya pecah dan kemudian diketahui gara-gara tekanan ban terlalu rendah.
Beberapa tahun setelah itu dibuat anjuran untuk menjaga batas aturan ban di angka yang aman, untuk menghindari kejadian serupa.
Sayangnya masih banyak tim yang nakal dan terus memakai ban bertekanan terlalu rendah dalam balapan, karena sifatnya hanya semacam anjuran.
Tiap teknisi tetap nekat untuk memasang ban dengan tekanan terlalu rendah sebelum balapan berlangsung.
Kemudian banyak protes dan saling tuduh ataupun kecurigaan muncul antartim, soal permasalahan tekanan ban yang rendah tersebut.
Maka dari itu pada 2023 aturan soal tekanan ban dibuat secara resmi dengan beberapa sanksi, kemudian sempat direvisi pada 2024 dengan sanksi lebih berat lagi.