Melanggar Aturan Batasan Anggaran, Bos Red Bull Malah Tuntut Permintaan Maaf dari Tim Lain

R Alif P - Sabtu, 29 Oktober 2022 | 13:05 WIB

Bos Red Bull Racing tuntut permintaan maaf dari tim lain (R Alif P - )

Di dalamnya tidak ada detail overspent budget untuk pengembangan mobil seperti isu yang diangkat oleh bos-bos tim lain.

Kelebihan anggaran disebutkan FIA disebabkan karena beberapa hal di antaranya anggaran katering yang berlebihan, bonus pekerja serta jaminan sosial untuk pekerja, serta pengeluaran di luar F1.

Red Bull pun diberi sanksi denda 7 juta dollar AS kepada FIA (Rp 109 miliar, kurs 1 dolar AS senilai Rp 15.557 per 29 Oktober 2022), serta pembatasan tes aerodinamika.

Horner merasa keberatan dengan tuduhan yang dilakukan tim-tim lain telah mencoreng nama Red Bull, bahkan timnya disebut sebagai cheater atau orang yang bertindak curang dalam kejuaraan.

"Jujur saja, kami seharusnya mendapat permintaan maaf dari rival kami soal klaim yang mereka buat. Kami takkan meminta maaf soal apa yang kami lakukan," ujar Horner dilansir GridOto.com dari PlanetF1.com.

"Kami benar-benar memikirkannya dan selalu ada pelajaran di dalamnya. Tapi tidak ada kesengajaan, tidak ada kebohongan dan tentu saja tidak ada kecurangan di dalamnya, yang mana itu dituduhkan dari segala penjuru," jelas Horner.

Christian Horner pun memilih move on dan tak mau memikirkan masalah ini berlarut-larut.

Red Bull pun menerima sanksi dari FIA dan tidak akan mengajukan protes ataupun banding.

"Kami sudah dikasih penalti dari segi teknis dan finansial. Uang 7 juta dolar AS itu besar. Tapi yang lebih berat adalah penalti teknisnya, yang mana 10 persen pengurangan penggunaan terowongan angin untuk tes aerodinamika," sambung Horner.

"Beberapa orang bilang itu penalti yang tidak berat. Tapi kubilang, itu adalah angka besar dan menggambarkan pengurangan dari 0,25 hingga 0,5 detik per lap nya," tegas Horner.