Tak Patut Ditiru, Toyota Calya Angkut Honda Scoopy di Atap, Begini Komentar RDC dan JDDC

Dia Saputra - Rabu, 27 April 2022 | 21:05 WIB

Toyota Calya yang angkut Honda Scoopy di atas atap. (Dia Saputra - )

Menurut Marcell, salah satu dampak dari hal tersebut adalah pada keseimbangan mobil yang berubah.

"Dengan begitu center of gravity kendaraan juga akan berubah," ungkap Training Director The Real Driving Center ini.

Aryo/GridOto
Ilustrasi mudik Lebaran 2021

Selain itu, drag force juga akan meningkat sehingga konsumsi bahan bakar kendaraan akan lebih boros.

"Ada juga kemungkinan barang bawaan terjatuh dan membahayakan pengguna jalan lain disekitarnya," tuturnya.

Ia menyarankan, masyarakat yang hendak membawa barang bawaan lebih baik ditaruh di dalam mobil saja.

"Lebih baiknnya lagi barang bawaan terpisah dengan penumpang meski berada di dalam kabin," ungkapnya.

Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir bahaya yang bisa mengenai penumpang saat mobil mengalami kejadian tidak diinginkan.

Baca Juga: Respons Toyota Soal Kelangkaan Calya di Sejumlah Dealer, Bantah Kurangi Pasokan dari Pabrik, Malah Terus Ditambah

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengatakan hal serupa.

Menurut Jusri, membawa barang bawaan di atap memiliki banyak kerugian selain dari potensi kecelakaan lalu lintas.

"Sebisa mungkin tidak menaruh barang bawaan di atap, bila memang sudah tidak muat jangan paksa dibawa," ujar Jusri.

Ia berpendapat, yang perlu diutamakan saat bepergian adalah keselamatan dalam berkendara.

Terlebih perjalanan yang ditempuh adalah untuk pulang dan bertemu dengan keluarga di kampung halaman seperti saat libur Lebaran seperti saat ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Meme Otomotif Indonesia (@meme_otomotif)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pahami Bahaya Bawa Barang di Atas Mobil"