Toyota Avanza dan Veloz Terjual 6.864 Unit Selama Januari 2022, Ini Tipe yang Paling Laris

Wisnu Andebar - Rabu, 23 Februari 2022 | 13:01 WIB

Toyota All New Avanza (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Toyota Avanza dan Veloz membukukan retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen sebanyak 6.864 unit sepanjang Januari 2022 kemarin.

Dari jumlah tersebut, Avanza berhasil mengantongi penjualan lebih banyak yakni 3.701 unit.

Sedangkan Veloz menempel ketat di bawahnya dengan perolehan sebanyak 3.163 unit.

Jika diperinci lagi, penjualan Toyota Avanza lebih didominasi oleh varian 1.5 G MT dengan kontribusi 45 persen.

Kemudian disusul 1.5 G CVT TSS 24 persen, 1.5 G CVT 26 persen, 1.3 E MT 5 persen, dan tipe lainnya 1 persen.

"Untuk Avanza sejauh ini permintaan lebih ke 1.500 cc, tapi ke depan untuk 1.300 cc mungkin akan ada kenaikan (penjualan) walau masih di bawah 1.500 cc," kata Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) kepada GridOto.com belum lama ini.

Adapun untuk Veloz penjualan tertinggi justru datang dari tipe tertinggi yaitu Q CVT TSS dengan kontribusi 35 persen.

Selanjutnya disusul Q CVT sebanyak 35 persen, MT 29 persen, dan tipe lainnya 1 persen.

Sebagai informasi, secara keseluruhan merek dengan logo tiga oval tersebut mencatatkan angka penjualan retail sebanyak 22.906 unit pada Januari 2022 lalu.

Baca Juga: Toyota Sudah Daftarkan Empat Model Kendaraan untuk Dapat Insentif PPnBM 2022, Avanza dan Raize Masuk

Jika dibandingkan Desember 2021 yang berhasil membukukan angka penjualan retail sebesar 34.240 unit, terjadi penurunan kurang lebih sebesar 33,1 persen.

Anton mengungkapkan, penurunan angka penjualan pada awal tahun memang sudah jadi hal yang umum.

Ditambah masih simpang siurnya kebijakan pemerintah untuk memperpanjang insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru, buat konsumen memilih untuk menahan pembelian awal tahun ini.

"Jika dibandingkan dengan Desember yang biasanya memang permintaan rata-rata cukup tinggi, relatif mirip dengan tahun-tahun sebelumnya selalu ada penurunan," ucapnya.

"Memang mungkin ada dampak dari wait and see program pemerintah juga, untuk lihat secara detailnya mungkin harus tunggu data bulan Februari ini ya, lihat apakah ada perubahan atau tidak," pungkas Anton.