Industri Otomotif Mulai Bangkit, Pemerintah dan Perusahaan Bahas Cara Pemulihan Perekonomian Indonesia Akibat Pandemi Covid-19

Muhammad Rizqi Pradana - Selasa, 19 Januari 2021 | 19:40 WIB

Industri otomotif Indonesia mulai bangkit dari dampak pandemi Covid-19, pemerintah dan perusahaan bahas cara pemulihan perekonomian Indonesia. (Muhammad Rizqi Pradana - )

Baca Juga: Penjualan Masih Sepi, Begini Cerita Pedagang Motor Bekas di Akhir Tahun 2020

Pembahasan mengenai vaksin juga merupakan pemantik diskusi yang dibicarakan dalam forum tersebut

Vice CEO PT Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto, menekankan peran kepemimpinan para pemimpin perusahaan maupun pemerintahan terhadap kredibilitas penggunaan vaksin di mata para karyawan. 

"Bagi kami di swasta, memastikan vaksinasi untuk para karyawan sangat penting agar risiko kesehatan, baik bagi mereka sendiri sebagai individu maupun perusahaan, dapat dikurangi. Peran pemimpin sangat penting agar mereka percaya diri terhadap penggunaan vaksin” ungkap Anne. 

Selain itu, Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja memiliki pandangan lain terkait vaksin.

Baca Juga: Sempat Anjlok Akibat Pandemi Covid-19, Grab Indonesia Sebut Bisnisnya Mulai Pulih

Menurutnya perusahaan dan pemerintah dapat bersama-sama memaksimalkan penggunaan dan distribusi vaksin, agar dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga berdampak positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi.

“Perusahaan dan pemerintah harus bersama-sama menanggulangi pandemi Covid-19 melalui penggunaan dan distribusi vaksin. Semakin cepat vaksin diserap oleh masyarakat, maka semakin cepat masyarakat dapat bergerak sehingga perputaran ekonomi juga akan semakin cepat” ujar Jahja.

Semua peserta diskusi sepakat, bahwa penanggulangan penyebaran virus Covid-19 dan pemulihan ekonomi merupakan tugas bersama antara pemerintah, perusahaan serta masyarakat.

Tanpa kolaborasi serta komunikasi dua arah, segala usaha untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19 tidak akan maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan kalimat penutup dari Redaktur Senior Harian Kompas Rikard Bagun yang berkata, “Bersama-sama saja sulit, apalagi tidak bersama-sama.”