Jangan Sampai Ketipu Iklan, Berikut Cara Memilih Lampu LED Berkualitas

Harun Rasyid - Sabtu, 4 Juli 2020 | 15:31 WIB

Ilustrasi nyala lampu LED (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Secara umum, motor atau mobil model terbaru kini sudah meninggalkan lampu model pijar berwarna kuning dan beralih ke lampu jenis Light Emitting Diode (LED).

Selain watt-nya lebih kecil, lampu LED juga terlihat lebih menawan dari segi tampilan dan mampu memberikan penerangan lebih baik dibanding lampu generasi sebelumnya.

Meski diklaim umurnya lebih panjang dibanding lampu HID ataupun Halogen, bukan tidak mungkin lampu tersebut mengalami kerusakan dan harus diganti.

Arief Hidayat, CEO PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group) mengatakan, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam memilih LED berkualitas baik.

Baca Juga: Perbandingan Lampu Halogen, HID dan LED, Mana Yang Paling Baik?

"LED yang bagus rata-rata sinarnya bisa tembus kabut dan cuaca hujan. Tapi kalau pas beli LED carilah yang jangan bikin silau pengendara lain agar tidak membahayakan. Selain itu beli yang 4.300 sampai 5.000 kelvin, kalau ada yang menawarkan lebih dari itu jangan dibeli," ujar Arief di diskusi virtual 'How To Choose the Quality Automotive Bulbs', Jumat (3/7/2020).

"5 ribu kelvin itu standar di seluruh dunia, jadi kalau ada lampu LED di atas itu bisa dibilang ilegal," tambahnya.

Isal/GridOto.com
Headlamp LED motor merek JW Speaker 8790 yang dibanderol Rp 18 jutaan


Selanjutnya, pastikan warna sinar lampu tidak merubah warna objek.

"Sinar LED yang baik tidak mengubah warna objek yang tersorot, kalau LED yang murah warna objek saat terkena cahaya lampu pasti berubah," sebut Arief.

Baca Juga: Mengganti Fitting atau Soket Lampu Tidak Boleh Asal, Begini Panduannya

Ia menyebut, jangan terlalu percaya dengan gimmick di kemasan lampu LED.

"Pastikan juga kemasan lampu tidak disertai gimmick berlebihan, misalnya lampu ini tahan sampai 15 tahun. Karena tahun itu tidak bisa ditentukan berapa jam menghidupkan lampunya, kalau tahan 15 jam tapi maksimal pemakaian cuma 2 jam sehari kan gawat," sebut Arief.

Jadi jangan terlalu percaya ya sob dengan iklan di kemasan yang enggak masuk akal tapi harga produknya murah.

"Frekuensi mengemudi sesorang itu berbeda-beda, ada yang sering menghidupkan saklar dim berulang kali, ada yang menyetir kebanyakan di malam hari dan lampu menyala terus dan ada juga yang hanya sebentar saja menggunakan kendaraanya, hal ini yang mempengaruhi usia pakai lampu," tutup Arief.

Baca Juga: Siap-siap Ganti Baru, Ini Gejala Lampu LED Motor Mulai Rusak