Raihan Positif Ekonomi Indonesia di Tengah 'Badai' Pandemi, Industri Otomotif Sumbang Segini

Harun Rasyid - Rabu, 29 April 2020 | 14:05 WIB

Illustrasi kegiatan produksi di pabrik Yamaha PT YIMM (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Menyebarnya virus Corona dinilai cukup memberi dampak negatif pada situasi ekonomi di Tanah Air, khususnya dalam industri otomotif.

Tapi ternyata, nilai investasi industri pengolahan selama triwulan I tahun 2020 meraih angka positif di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, total penanaman modal sektor manufaktur di Indonesia mencapai Rp 64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 44,2 triliun.

“Pada kuartal I tahun 2020 ini, nilai investasi industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan, hingga 30,4 persen dari total investasi keseluruhan sektor Rp210,7 triliun,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan resminya, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Menperin Tegaskan Perusahaan Otomotif Harus Bayar Hak Karyawan, Termasuk THR Tepat Waktu!

Agus menyebutkan, rincian nilai investasi sektor industri manufaktur pada periode tersebut berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebanyak Rp 19,8 triliun, serta penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 44,2 triliun.

"Jumlah nilai dari PMDN maupun PMA juga melonjak dibanding perolehan pada periode yang sama tahun 2019, yakni PMDN sekitar Rp 16,1 triliun dan PMA Rp 28,1 triliun," jelasnya.

Istimewa
Ilustrasi manufaktur di pabrik mobil


Sementara itu, Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain juga berkontribusi sebagai sektor yang menyumbang nilai investasi dengan raihan positif pada kuartal I, yakni sebesar Rp 2,14 triliun.

Selain fokus mendorong industri manufaktur nasional tetap bergerak, Agus juga menekankan pentingnya upaya pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Industri Otomotif Bisa Sedikit 'Bernapas' Jika Produksi Ventilator? Ketua MPR RI: Birokrasinya Menyulitkan

"Dalam kondisi saat ini, berbagai sektor industri juga harus melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mentaati protokol kesehatan. Dua sisi ini harus sejalan,” ucapnya.

Sebelum terjadi pandemi, industri pengolahan di Tanah Air telah menunjukkan gairah positif, bahkan dalam Purchasing Managers’ Index (PMI), manufaktur Indonesia pada Februari 2020 berada di posisi 51,9 atau tertinggi sejak tahun 2005.

Selain itu, menurut laporan dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan naik 8,2% di tahun 2021.

“Kami optimistis, dengan melakukan upaya mitigasi atau menerbitkan berbagai kebijakan strategis pada masa pandem ini, tidak mustahil Indonesia sebelum tahun 2030 sudah bisa jadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” ungkap Agus.

Baca Juga: Ketua MPR RI Sebut Situasi Ekonomi Sedang Sulit, Kredit Kendaraan Macet Berisiko Membludak

Menperin menambahkan, setelah pandemi berakhir, ekonomi Indonesia akan mengalami rebound lebih cepat, seperti ekonomi China yang mengalami pulih lebih cepat dari perkiraan.