Alasan Suzuki Tinggalkan Mesin V4 Lalu Pakai Mesin Inline 4 Saat Balik ke MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 10 Maret 2020 | 13:50 WIB

Alex Rins (Rezki Alif Pambudi - )

"Ada perbedaan pendekatan. Ada positif dan negatif bagi keduanya," ungkap Brivio.

Pada kenyataannya, saat ini mesin inline 4 dan V4 tidak berbeda dalam lap time karena punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.

(Baca Juga: Andi Gilang Dipuji Oleh Manajer Tim Usai Balapan Moto2 Qatar 2020)

"Di Qatar misalnya, di mana ada trek lurus sepanjang 1 km, akan jadi mimpi buruk buat mesin inline," sambungnya.

"Jika kau lihat kalendernya, ada sirkuit yang lebih cocok ke mesin V, seperti Qatar dan Spielberg. Tapi juga ada sirkuit yang kami bisa bertarung bahkan memenangkannya," tegasnya.

Masalah tipe pembalap, mesin inline 4 lebih menjanjikan untuk pembalap rookie, juga pembalap dengan gaya balap tertentu.

Sementara mesin V4, cocok buat pembalap agresif meski butuh proses untuk memahami karakter mesin V4.

"Kau harus pintar dan berpikir soal strategi. Ini masalah teknologi antara konsep dan filosofi," lanjut pria asal Italia ini.

"Mesin V selalu lebih cepat di trek lurus, tapi kami bisa mengejar mereka di tikungan," tuntas Brivio.

Dengan mesin inline 4, Suzuki mampu tampil baik dan semakin baik selama beberapa tahun terakhir.