Sejarah Penggerak Kendaraan Listrik, Ternyata Dulu Mirip Pompa Air!

Ditta Aditya Pratama - Jumat, 27 Desember 2019 | 17:26 WIB

Ilustrasi single-phase induction motor (Ditta Aditya Pratama - )

Tesla berperan mengubah teknologi motor induksi

www.arstecnica.com
Posisi motor penggerak pada Tesla Model S

Sekitar tahun 1990, insinyur maverick Alan Cocconi mengembangkan salah satu inverter portabel awal atau yang selanjutnya disebut juga sebagai transistor.

Yaitu sebuah perangkat yang mengubah arus searah (DC) dalam baterai mobil listrik menjadi arus bolak-balik (AC) yang diperlukan oleh motor induksi.

Kombinasi transistor dengan motor induski untuk pertama kalinya digunakan dalam EV. Teknologi ini pada akhirnya menjadi GM EV1, mobil listrik produksi massal pertama di dunia.

Kemudian Cocconi menurunkan versi perbaikan powertrain jenis ini ke dalam mobil listrik tZero.

Teknologi ini nantinya akan diterapkan juga oleh pendiri Tesla Motors, Martin Eberhard dan Marc. Tarpenning, serta selanjutnya oleh Elon Musk.

Tesla lantas mematenkan teknologi powertrain mobil listrik tZero untuk model Roadster-nya

Auto Evolution
Mobil listrik tZero jadi inspirasil Tesla Model S

Teknologi ini pula yang akhirnya menghubungkan motor induksi dengan EV yang diproduksi hingga saat ini.

Motor induksi kini malah sudah tak lagi memerlukan magnet permanen. Cukup dengan transistor, memungkinkan motor elektrik yang menggunakan elektromagnet (gulungan kawat yang membungkus inti logam besi) dapat dihidupkan dan dimatikan.

Atau dinyalakan berkali-kali per detik dengan Complementary Metal Oxide Field Effect Transistor (MOS -FET) dan, kemudian, Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT).

Reluctance motor jadi teknologi terkini di perkembangan motor eletrik

www.motioncontroltips.com
Ilustrasi reluctance motor

Motor induksi ini tentu saja sebuah penemuan hebat dan tidak kalah dengan internal combustion engine.

Namun bukan berarti ia tak punya kekurangan, contohnya motor induksi yang mengeluarkan panas.

Energi panas ini bahkan bisa menjadi terlalu panas, dan menurut beberapa ahli ini merupakan energi yang terbuang alias pemborosan. Kekurangan ini akhirnya membuka sebuah solusi yang membuat motor induksi jadi lebih baik lagi.

Akhirnya ditemukan lah teknologi reluctance motor, jenis motor listrik yang menginduksi kutub magnet non-permanen pada rotor. Rotornya tidak memiliki lilitan, torsi dapat dihasilkan lewat fenomena penolakan magnet.

Reluctant motor dapat menghasilkan kepadatan daya yang sangat tinggi dengan biaya rendah.

Hal ini membuatnya ideal untuk banyak kegunaan, salah satunya dipakai oleh Tesla Model S P100D, yang jadi salah satu mobil listrik tercepat.

Kekurangannya adalah gejolak torsi tinggi ketika dioperasikan pada kecepatan rendah, namun hal ini bisa diatasi dengan kendali elektronik meski harus dibayar dengan harga yang lebih mahal.