Dengan Nikel, Indonesia Ingin Menjadi Raksasa Industri Kendaraan Listrik, Ini Detilnya

Muhammad Rizqi Pradana - Rabu, 30 Oktober 2019 | 09:54 WIB

Ilustrasi kendaraan listrik (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Salah satu kelemahan kendaraan listrik saat ini adalah jarak tempuh, yang disebabkan oleh keterbatasan teknologi baterai saat ini.

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan performa baterai kendaraan listrik adalah meningkatkan penggunaan nikel dalam pembuatan baterai tersebut.

Menurut perusahaan kimia terbesar di dunia asal Jerman, BASF SE dilansir dari Bloomberg.com, menambah proporsi nikel dalam baterai kendaraan listrik mempunyai banyak keuntungan.

Mereka mengatakan bahwa di tahun 2025, Produsen kendaraan akan bisa membuat mobil listrik berukuran sedang dengan jarak tempuh 600 kilometer dalam sekali pengisian, yang hanya memakan waktu 15 menit, dan dengan setengah dari ukuran baterai yang ada saat ini.

(Baca Juga: Mobil Listrik Kecil Atau Besar Yang Akan Diluncurkan? Ini Kata Toyota)

Penambahan kandungan nikel dalam baterai juga akan mengurangi penggunaan kobalt yang mahal, sehingga pada tahun 2030, diprediksi industri otomotif akan menggunakan lebih dari setengah nikel berkualitas tinggi atau kelas 1 di dunia.

Hal ini menjadi penting jika Indonesia, yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, ingin meningkatkan investasi dari sektor otomotif, terutama bagi pengembangan baterai kendaraan listrik.

Hal tersebut juga disadari oleh pemerintah, yang menyatakan bahwa mereka akan melarang impor bijih nikel yang belum diproses tahun depan, tepatnya pada bulan Januari 2020.

“Kami ingin bahan baku mentah nikel untuk diproses di Indonesia, kami ingin mendapatkan nilai lebih dari sana,” ujar Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia kepada Bloomberg.com.