Simak 8 Fakta Hasil Test Ride Honda PCX Hybrid, Dari Konsumsi BBM Sampai Akselerasi!

Dimas Pradopo - Minggu, 30 September 2018 | 19:34 WIB

Honda PCX Hybrid punya karakter mirip dengan versi standar (Dimas Pradopo - )

GridOto.com - Selang beberapa bulan setelah diperkenalkan di IIMS 2018, akhirnya kami bisa mengetes lebih lengkap dari Honda PCX Hybrid.

Skutik berbasis All New Honda PCX 150 ini, dilengkapi teknologi hybrid parallel, yang diklaim PT. Astra Honda Motor (AHM) pertama di dunia.

Untuk merasakan pengaruh teknologi hybrid, kami mencoba PCX Hybrid di beragam situasi dan pengetesan.

Mulai dari riding harian, tes akselerasi, konsumsi BBM sampai dynotest, bagaimana hasilnya?

Yuk kita simak 8 faktanya!

(Baca Juga : Simak Video 8 Fakta Menarik Honda PCX Hybrid, Beneran Bikin Irit Bensin?)

Agus Salim / GridOto.com
Snapping menjadi trigger untuk motor assist Honda PCX Hybrid

1. Cara pakai fitur hybrid

Fakta pertama soal menggunakan fitur hybrid, untuk mendapat tenaga tambahan dari baterai lithium-ion PCX Hybrid.

Jadi motor ini punya dua baterai, pertama aki kering berukuran kecil untuk sistem kelistrikan seperti lampu-lampu dan baterai lithium-ion untuk sistem hybridnya.

Tenaga dari baterai lithium-ion digunakan untuk menggerakan ACG (alternator current generator) Starter yang berfungsi ganda sebagai motor assist.

Motor assist ini, dapat dirasakan pengendara setiap melakukan buka gas mendadak atau 'snapping'.

Snapping atau membuka-tutup tuas gas secara cepat ini akan memberikan input ke PDU (Power Drive Unit), lalu baterai lithium-ion akan memberikan listrik ke starter ACG.

Barulah, starter ACG yang juga menjadi motor assist, memberikan assist selama 3 detik, yang bisa dilihat durasinya di indikator charge/assist di panel instrumen paling atas.

Tenaga motor assist ini juga mengikuti seberapa dalam snapping, misalnya jika snapping hanya 20 derajat, level tenaga assist-nya hanya 3.

Snapping selama 3 detik ini bisa dilakukan berulang-ulang, yang efektifnya dilakukan 3 kali, dari start, lalu snapping ulang di kecepatan 60 km/jam, lalu terakhir di angka 80 km/jam.

Ini berbeda dengan saat first ride di video di atas, yang area test-nya terbatas sehingga snapping tidak bisa sebanyak, dibandingkan saat test ride lengkap.

Hasilnya, data akselerasinya berbeda dibanding saat first ride, penasaran kan? Kita lanjut dulu ke fakta kedua.

Honda
Honda PCX Hybrid punya 3 riding mode

2. PCX Hybrid punya 3 riding mode

Mirip dengan Honda CBR250RR, PCX Hybrid punya 3 riding mode, yaitu [D] / Drive, [S] / Sport dan [ ] / Idle.

Setiap riding mode yang diganti di tuas Mode di setang kiri ini, punya karakter masing-masing.

D, adalah mode dengan tenaga assist yang disesuaikan, antara performa yang responsif, namun konsumsi BBM tetap efisien.

Makanya mode D yang menjadi mode default setiap menyalakan motor, dan dirasakan cukup untuk riding sehari-hari.

Kalau merasa kurang akan assist dari mode D, tinggal pindahkan ke mode S, yang punya tenaga assist lebih besar.

Makanya di mode S, terasa tenaga lebih responsif saat akselerasi, membantu meraih kecepatan saat menyalip, atau keluar tikungan.

Bagaimana dengan mode Idle? Mode ini punya karakter seperti mode D, namun fitur Idling Stop System-nya mati.

Agus Salim / GridOto.com
Riding position Honda PCX Hybrid tetap sama dengan versi biasa

3. Berapa kali bisa snapping berturut-turut sampai baterai habis

Jika baterai penuh, snapping bisa dilakukan berturut-turut selama 25 kali, jika dalam mode D dan Idle.

Dalam mode S, snapping-nya hanya sampai 20 kali, sampai baterainya habis dan masuk ke mode charging.

Berapa sisa baterai-nya, bisa dilihat di panel instrumen sebelah kiri, di bawah indikator informasi mode riding.

Saat masuk mode charging, mesin bahan bakar PCX Hybrid tetap menyala, namun fitur assist-nya tidak bisa dipakai.

Honda
Honda PCX Hybrid gabungkan mesin bahan bakar dengan assist dari baterai

4. Baterai Lithium-ion PCX Hybrid tidak perlu di-charge terpisah

Baterai Lithium-ion bertegangan 50,4 volt, dengan kapasitas 3,8 Ah buatan Murata Jepang ini tidak perlu di-charge terpisah.

Karena akan charging otomatis, mengikuti kondisi mesin saat berjalan, yang memiliki 2 level.

Level pertama ada saat kondisi mesin normal, dan mesin hidup di kecepatan stationer.

Level kedua yang lebih cepat charging-nya, ada saat mesin sedang berjalan, lalu gas ditutup saat engine brake.

Selain itu charging level dua juga ada saat mesin sedang berjalan, dengan kecepatan mesin di putaran 3.000 rpm.

Untuk mengetahui charging sedang di level berapa, bisa dilihat di indikator charge/assist yang sebelah kanan, di atas informasi mode riding.

5. Perbandingan tenaga PCX Hybrid dibanding versi standar

Agar lebih jelas berapa perbedaan tenaganya, kami melakukan dynotest di mesin Dynojet 250i, di Sportisi Motorsport.

Ada 2 hal menarik dari hasil dyno, pertama perbedaan tenaga tiap riding mode, dan bedanya dengan hasil dyno All New PCX 150 standar.

Antonius Yulianto / Otomotifnet
Hasil dynotest Honda PCX Hybrid dibanding PCX standar

Bisa disimak di grafik dyno, kurva tenaga PCX Hybrid lebih tinggi peak powernya, karena dibantu motor assist saat snapping.

"Grafiknya beda dibanding PCX biasa, PCX Hybrid lebih tinggi dan rata dari putaran bawah dan tengah, kalau PCX biasa mulai turun di putaran tengah," jelas Imam Gunawan dari Sportisi Motorsport.

Dari hasil dyno juga kami bandingkan, perbedaan tenaga dibanding versi standar, lalu perbedaan tenaga tiap mode riding.

Hasilnya, PCX Hybrid punya tenaga 12,26 dk/6.500 rpm di mode S, dan 12,23 dk/6.800 rpm di mode D.

Lalu torsinya tercatat 12,85 Nm/6.800 rpm di mode S, dan mode D lebih baik dengan torsi 12,87 Nm/6.750 rpm.

Hasil di atas membuktikan pengaruh motor assist menambah tenaga, dibanding PCX standar yang mencatat angka 11,40 dk dengan torsi 11,53 Nm.

Reyhan Firdaus / GridOto.com
Akselerasi PCX Hybrid lebih baik berkat motor assist

6. Hasil tes akselerasi dibanding PCX standar

Punya tenaga dan torsi lebih besar, tidak heran hasil tes akselerasi PCX Hybrid lebih baik dibanding PCX standar.

Dari tes Racelogic dengan snapping sebanyak 3 kali, dan menggunakan mode riding S, PCX Hybrid mampu meraih kecepatan 100 km/jam dalam waktu 15,5 detik.

Lebih cepat 1,7 detik dibanding PCX standar yang butuh waktu 17,2 detik, lumayan kan buat salip-salipan?

Hanya saja top speed PCX Hybrid tidak berbeda dibanding PCX standar, hanya 117 km/jam di speedometer, dan 109,1 km/jam di Racelogic.

"Menurut saya karena bagian CVT PCX Hybrid tidak ada ubahan, jadi rasio yang dihasilkan sama dengan PCX standar," jelas Antonius Yulianto yang kebagian tugas menghasilkan data akselerasi.

7. Idling Stop System punya 2 mode

Berbeda dengan ISS milik skutik Honda lain seperti Vario, yang mesin baru mati setelah 3 detik.

ISS PCX Hybrid punya 2 mode, pertama mesin mati kalau tiba-tiba berhenti spontan sampai 0 km/jam.

Yang kedua mesin baru mati setelah 3 detik, kalau berhentinya perlahan di bawah 6 km/jam seperti ISS skutik Honda lain.

Untuk mematikan fitur ISS, seperti dijelaskan di awal, tinggal pindahkan mode riding ke Idling.

Karena berbeda dengan PCX, knop yang biasa jadi knop ISS, di PCX Hybrid berganti menjadi engine stop.

Agus Salim / GridOto.com
Honda PCX Hybrid punya beragam teknologi baru

8. Konsumsi BBM PCX Hybrid lebih irit dibanding PCX standar

Punya performa yang lebih baik, konsumsi BBM PCX Hybrid malah lebih irit dibanding PCX standar.

Dari pengetesan harian dengan gaya riding agresif, PCX Hybrid mencatat hasil 46 km/liter, dengan BBM RON 92.

Hasil ini lebih irit 12% dibanding PCX standar yang mencatat 41 km/liter, kok bisa lebih irit?

Ini karena tenaganya lebih responsif, karena tidak butuh buka gas besar untuk meraih kecepatan yang diinginkan.

Selain 8 fakta di atas, kami juga menemukan beberapa bagian menarik lain dari PCX Hybrid.

Misalnya kapasitas bagasi yang masih muat helm, biar berbagi ruang dengan baterai Lithium-ion yang besar di bagasinya.

Selain itu kami juga menemukan beberapa kekurangan, saat riding bersama PCX Hybrid di jalanan Ibu Kota.

Lebih lengkapnya, silahkan simak di video test ride dari kami di atas!

Data Spesifikasi Honda PCX Hybrid 2018

Dimensi
P x L x T : 1.923 x 745 x 1.107 mm
Wheelbase : 1.313 mm
Ground Clearance : 137 mm
Tinggi Jok : 764 mm
Berat Isi : 136 kg
Kapasitas Tangki Bensin : 8 L

Rangka
Suspensi Depan : Teleskopik 
Suspensi Belakang : Unit Swing suspensi ganda
Ban Depan : IRC SCT-006 100/80 - 14 M/C Tubeless
Ban Belakang : IRC SCT-007 120/70 - 14 M/C Tubeless
Rem Depan : Single Disc Brake kaliper double piston (ABS) 
Rem Belakang : Single Disc Brake dengan kaliper single piston, Combi Brake System

Mesin
Tipe mesin : eSP Single silinder 4-tak, Fuel Injection liquid-cooled, SOHC 2-klep
Kapasitas mesin : 149,3 cc
Diameter x langkah : 57,3 x 57,9 mm
Perbandingan kompresi : 10,6 : 1
Tenaga maksimum : 14,49 dk/8.500 rpm (Mesin bensin)
                            : 1,87 dk/3.000 rpm (Motor listrik)
Torsi maksimum : 13,2 Nm/6.500 rpm (Mesin bensin)
                        : 4,3 Nm/3.000 rpm (Motor listrik)
Kapasitas oli mesin : Berkala 0,8 Liter

Harga OTR Jakarta : Rp. 40.300.000 OTR Jakarta