- Lakukan persiapan sebelum musim hujan, seperti mengganti ban yang sudah tipis
- Jaga tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan, jangan kelebihan karena traksinya ke jalan jadi lebih kecil
- Saat hujan kurangi kecepatan sekitar 25 persen dari kecepatan yang diwajibkan di jalan tersebut
- Jaga jarak aman lebih jauh yakni sekitar 4 sampai 5 detik
“Pada jalan beton bisa lebih licin, karena air cenderung menggenang, dan bisa menyebabkan aquaplaning, sementara aspal lebih aman dari risiko genangan,” ucap Marcell menukil Kompas.com.
Genangan air akan menjadi sangat berbahaya bagi kendaraan yang melaju kencang. Pasalnya, air bisa memberikan gaya ke atas ke permukaan ban sehingga kendaraan bisa melayang atau tidak menapak permukaan jalan.
Baca Juga: Enggak Sampai Rp 700 Ribu, Tarif Jalan Tol Jakarta ke Jogja di Libur Nataru Cuma Segini
Semakin kencang laju kendaraan, dan semakin dalam genangan airnya akan memberikan daya layang lebih besar, sehingga dapat meningkatkan risiko mobil kehilangan kendali, terpelanting dan sejenisnya.
Kendati jalan aspal terbilang lebih aman, namun, Marcell mengingatkan kembali terhadap kemungkinan risiko tambahan, khususnya saat hujan pertama kali turun.
“Jalan aspal lebih aman, namun perlu lebih berhati-hati saat hujan baru turun. Karena minyak, debu, jelaga knalpot dan kotoran yang menempel di permukaan aspal akan bercampur air, ini bisa menyebabkan jalan lebih licin,” ucap Marcell.
Maka dari itu, begitu hujan turun, pengemudi wajib menyesuaikan laju kecepatan kendaraan dan meningkatkan kewaspadaan agar lebih aman.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR