Secara umum, ada empat jenis gerakan atau osilasi pada bodi kendaraan yang sering tidak disadari pengemudi namun berpotensi membuat mobil terguling jika diabaikan.
1. Rolling, yaitu pergerakan saat mobil berbelok tajam sehingga penumpang di dalam terasa terlempar ke salah satu sisi akibat gaya sentrifugal.
Kondisi ini biasanya terjadi karena pegas rusak di satu sisi, sokbreker bocor, keausan ban tidak merata, atau penyetelan geometri roda yang salah.
2. Pitching, yakni gerakan naik-turun pada bagian depan atau tengah kendaraan yang terlihat dari samping.
Gerakan ini sering disebabkan oleh pegas yang sudah lemah sehingga mobil tampak mengangguk saat melaju atau mengerem.
3. Yawing, yaitu kondisi ketika mobil oleng ke kanan dan kiri tanpa pengemudi membelokkan setir.
Gerakan ini muncul karena ban yang sudah haus, terutama saat kendaraan melewati jalan licin.
Akibatnya, bagian depan dan belakang mobil bisa bergeser ke arah yang berlawanan.
Baca Juga: Truk Tangki Pertamina Telentang ke Kanan, Gelimpang Sabet Bengkel di Cianjur
4. Bouncing, yaitu gerakan naik-turun seluruh bodi kendaraan secara bersamaan atau yang biasa disebut 'ajrut-ajrutan'.
Bouncing umumnya terjadi saat mobil melewati jalan bergelombang atau polisi tidur, dan disebabkan oleh sokbreker yang sudah lemah sehingga tidak mampu meredam ayunan mobil.
Menurut Sony, memahami empat gerakan dasar ini membantu pengemudi mengenali tanda-tanda awal ketidakstabilan kendaraan.
"Begitu mobil mulai menunjukkan gejala oleng atau memantul berlebihan, sebaiknya segera periksa kondisi suspensi, ban, dan posisi muatan," imbaunya.
Ia menambahkan, kesalahan kecil seperti pengaturan duduk yang salah atau kondisi ban yang haus di satu sisi bisa menjadi pemicu fatal di jalan.
Karena itu, terutama bagi sopir travel dan bus yang membawa banyak penumpang, mengenali karakter kendaraan serta menjaga kondisi komponennya tetap prima menjadi kunci utama agar perjalanan liburan aman dan selamat sampai tujuan.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR