Lantas, apa urgensi Pemprov DKI menaikkan tarif Transjakarta?
Pramono menjelaskan, kenaikan tarif Transjakarta diperlukan karena beban subsidi yang ditanggung pemerintah sudah sangat besar.
Menurutnya, saat ini subsidi per penumpang mencapai lebih dari Rp 9.000.
"Sekarang ini subsidinya untuk setiap tiket sebenarnya sudah di atas Rp 9.000. Kan tidak mungkin kalau kemudian ini kita sangga sendirian terus-menerus," ujarnya.
Selain itu, Pemprov DKI juga menanggung layanan gratis bagi 15 golongan masyarakat, mulai dari ASN, anggota TNI-Polri, pelajar, hingga lansia.
Kebijakan layanan gratis inilah yang turut mendorong perlunya penyesuaian tarif.
Baca Juga: Kisah TransJakarta, Dulu Diacuhkan dan Ditolak, Kini Bak Malaikat Penolong
"Pemerintah Jakarta sudah membebaskan 15 golongan gratis mau naik Transjakarta dari mana saja. Tapi tentunya, tidak bisa Pemerintah Jakarta menyangga semua penduduk Jakarta dan Jabodetabek," ucap Pramono.
Meski demikian, Ia memastikan tarif baru Transjakarta tetap akan lebih murah dibandingkan tarif transportasi umum di daerah lain, seperti Bogor, Bekasi dan Tangerang.
Selain soal tarif, Pemprov DKI juga menyiapkan peningkatan kualitas layanan transportasi publik, termasuk menambah jumlah bus listrik.
"Fasilitasnya sekarang kami perbaiki. Tahun ini, jumlah bus listrik yang sebelumnya hanya 200 unit akan ditingkatkan menjadi 500 unit. Dengan begitu, secara signifikan dapat mengurangi polusi," terang Pramono.
Ia menambahkan, subsidi transportasi di Jakarta per orang bisa mencapai Rp 15.000, sehingga pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan tarif dan efisiensi operasional.
"Kami akan melakukan kajian terhadap berbagai aspek, termasuk hal-hal lain yang terkait," ujarnya.
Pemprov DKI menegaskan, kenaikan tarif nantinya akan diiringi dengan peningkatan mutu pelayanan.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR