GridOto.com - Toyota Yaris Cross HEV memberikan kita pemahaman tentang apa itu sistem hybrid serial-paralel sesungguhnya.
Sistem ini didasari oleh sejumlah komponen penting yaitu mesin bakar, motor listrik, generator listrik, Power Control Unit (PCU), dan Power Split Device (PSD).
Semuanya dikendalikan oleh Toyota Hybrid Sistem (THS), dan memungkinkan Yaris Cross HEV untuk berjalan dengan mesin bakar saja, motor listrik saja, atau simultan keduanya semisal saat berakselerasi keras.
Sistem ini membuat Yaris Cross HEV mengeruk keuntungan dari potensi terbaik setiap sumber tenaga, di kecepatan rendah-menengah motor listrik lebih hemat energi, dan di kecepatan tinggi mesin bakar lebih hemat BBM.
Mesin bakar Yaris Cross adalah unit 2NR-VEX 1.496 cc dengan Atkinson cycle beroutput 90 dk-121 Nm, sementara motor listriknya merilis 79 dk-141 Nm.
Baca Juga: Toyota Yaris Cross Sengaja Ditabrakin, Hasilnya Konsumen Ikut Senang
Praktiknya, di kecepatan rendah atau stop and go, THS memberi kans lebih besar kepada motor listrik menjalankan mobil seperti saat kami singgah di kota Cirebon untuk makan siang.
Kalaupun mesin menyala di situasi ini, hanya untuk mengisi baterai alias sedang menjalankan skema serial hybrid.
Arus lalu lintas kota Cirebon yang cenderung rendah-sedang, pas dengan karakter alami motor listrik yang penuh torsi. Konsumsi energi Yaris Cross HEV jadi lebih hemat di situasi ini.
Pun begitu saat berhenti di lampu merah, mesin bisa sepenuhnya mati dan baterai hybrid mengambil alih untuk menjalankan AC, headunit, dan komponen elektrikal lainnya.
Tentu saja mesin off sama artinya dengan penghematan BBM, namun dengan catatan baterai berada di kapasitas yang cukup.
Asyik sekali sistem hybridnya, meski mesin mati tapi AC bekerja full dan kabin tetap dingin kendati suhu outside di kota Cirebon saat itu sempat menyentuh 34-35 derajat (14 Oktober).
Baca Juga: Ada Banyak Mobil Hybrid Di Indonesia, Mana yang Paling Pas Buat Kita?
Tapi memang karena kapasitas baterai yang kecil, hanya 0,7 kWh (lithium-ion) maka mesin sering menyala untuk mengisi baterai hybrid.
Siasat kami, sering melakukan gliding dengan melepas gas agar mobil meluncur sehingga energy regenerative rutin terjadi. Tujuannya, agar pengisian baterai tak selalu bergantung pada menyalanya mesin.
Tak jarang pula mesin menyala untuk menjalankan 2 tugas sekaligus: menjalankan mobil sembari mengisi baterai. Itu terjadi saat baterai sudah tinggal sedikit dan perlu diisi daya.
Jika kecepatannya rendah-sedang, yang cenderung terjadi adalah mesin menyala hanya untuk mengisi baterai.
Namun saat kecepatan semakin tinggi atau kami perlu menyalip dengan sigap, mesin dan motor bekerja paralel menggerakkan roda agar akselerasi lebih cepat.
Menariknya, itu semua terjadi secara seamless, benar-benar halus dan tanpa entakan.
Baca Juga: Tiggo 8 CSH, Pesona PHEV Termurah di Indonesia di Hybrid Challenge
Padahal pergantian antar skema itu terjadi sepanjang waktu, mengikuti beragam faktor seperti kecepatan mobil, kontur jalan, input pengemudi, hingga kapasitas baterai.
Sistem hybrid pada Toyota Yaris Cross HEV adalah yang paling sibuk di antara 4 mobil yang kami ulas di GridOto Hybrid Challenge 2025.
Satu saat kami sedang berjalan dengan skema serial, detik berikutnya bisa saja mobil berjalan dengan mesin mati sehingga seperti mobil listrik (EV Mode), atau di detik berikutnya lagi mesin dan motor bekerja simultan untuk meningkatkan akselerasi.
Hemat kami, di antara keempat mobil ini, Toyota Yaris Cross HEV adalah peserta yang memberi kita pengalaman merasakan hybrid sebenarnya. Sistem serial-paralel pada Yaris Cross Hybrid menyajikan banyak skema yang bisa dinikmati dengan kinerja yang efektif.
Performa pun sangat riil, berakselerasi secara sigap lagi halus dengan tetap mempertahankan efisiensi BBM yang optimal.
| Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR