Ricky menambahkan, meskipun pihaknya telah berulang kali memberikan imbauan dan melakukan penertiban, aktivitas PETI masih marak di wilayah tersebut.
"Banyak warga yang mendukung kegiatan penertiban ini, karena dampaknya sudah sangat merusak lingkungan," katanya.
Namun, saat pemusnahan puluhan rakit PETI, sejumlah warga melawan, yang diduga diprovokasi oleh pelaku PETI.
"Para pemilik PETI ini mencoba menghasut warga agar menentang petugas. Akibatnya, terjadi aksi anarki yang merusak kendaraan milik petugas dan pemerintah," jelas Ricky.
Beruntung, tidak ada petugas yang terluka atau korban jiwa dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Kapolres Bima Kota Kecelakaan, Pajero Sport Terpenggal Keparut Kabin Kepala Hijau di Dompu
Sementara itu, Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, yang juga hadir dalam penertiban tersebut, meminta massa untuk tenang.
Ia menekankan penertiban dilakukan sesuai instruksi Gubernur dan Kapolda Riau.
"Warga sudah diingatkan berulangkali. Polres, Pemkab, dan ninik mamak telah berulangkali melakukan sosialisasi dan imbauan. Namun, pelaku PETI tidak menghiraukannya," kata Suhardiman.
Ia juga menyarankan agar penambang segera mengurus izin ke Dinas Penanaman Modal.
"Kami telah imbau untuk urus izin, namun hingga saat ini tidak ada yang mengurus perizinan," ungkapnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih berada di lokasi untuk meredam kemarahan warga dan menjaga situasi tetap kondusif.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR