GridOto.com - Geger terjadi saat penertiban tambang emas ilegal di Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Tujuh kendaraan, termasuk Toyota Fortuner 2.8 milik Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat diamuk massa.
Diduga kuat pelaku perusakan bagian dari para pelaku tambang emas ilegal.
Kerusuhan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB, yakni enam mobil dan satu unit motor dibakar massa.
Fortuner 2.8 dinas Kapolres Kuansing mengalami kerusakan pada kaca belakang dan pintu belakang kiri serta kanan.
Selain itu, mobil Kabag Ops Polres Kuansing, Kompol Teguh Wiyono dan mobil Satlantas Polres Kuansing juga menjadi sasaran aksi anarki tersebut.
Sementara itu, mobil dinas Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, yang turut hadir di lokasi, berhasil diselamatkan petugas.
Baca Juga: Musibah Berangkat Razia Tambang Ilegal, Kijang Innova Zenix Kapolres Gowa Ditebas Rush Merah
Ricky menjelaskan, penertiban dilakukan untuk menghentikan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merusak lingkungan di sepanjang Sungai Kuantan, khususnya di Desa Pulau Bayur.
"Sebelum kejadian, kendaraan kami parkirkan di Pasar Cerenti. Kemudian, kami melakukan penertiban serta pemusnahan puluhan rakit PETI," ungkap Ricky dalam keterangan tertulisnya dikutip dari Kompas.com.
Ricky menambahkan, meskipun pihaknya telah berulang kali memberikan imbauan dan melakukan penertiban, aktivitas PETI masih marak di wilayah tersebut.
"Banyak warga yang mendukung kegiatan penertiban ini, karena dampaknya sudah sangat merusak lingkungan," katanya.
Namun, saat pemusnahan puluhan rakit PETI, sejumlah warga melawan, yang diduga diprovokasi oleh pelaku PETI.
"Para pemilik PETI ini mencoba menghasut warga agar menentang petugas. Akibatnya, terjadi aksi anarki yang merusak kendaraan milik petugas dan pemerintah," jelas Ricky.
Beruntung, tidak ada petugas yang terluka atau korban jiwa dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Kapolres Bima Kota Kecelakaan, Pajero Sport Terpenggal Keparut Kabin Kepala Hijau di Dompu
Sementara itu, Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, yang juga hadir dalam penertiban tersebut, meminta massa untuk tenang.
Ia menekankan penertiban dilakukan sesuai instruksi Gubernur dan Kapolda Riau.
"Warga sudah diingatkan berulangkali. Polres, Pemkab, dan ninik mamak telah berulangkali melakukan sosialisasi dan imbauan. Namun, pelaku PETI tidak menghiraukannya," kata Suhardiman.
Ia juga menyarankan agar penambang segera mengurus izin ke Dinas Penanaman Modal.
"Kami telah imbau untuk urus izin, namun hingga saat ini tidak ada yang mengurus perizinan," ungkapnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih berada di lokasi untuk meredam kemarahan warga dan menjaga situasi tetap kondusif.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR