Aksi yang dimulai siang hari berubah ricuh menjelang sore. Polisi menembakkan gas air mata lebih dari lima kali untuk membubarkan massa yang mencoba menerobos barikade.
Beberapa pelajar berseragam SMA dilaporkan ikut serta, bahkan melempari batu ke arah aparat.
Kericuhan memicu gangguan lalu lintas, termasuk perjalanan KRL di sekitar Stasiun Palmerah.
Baca Juga: Anggota DPR Periode 2024-2029 Dapat Pelat Nomor Khusus, Gak Perlu Ganti Kaleng 5 Tahunan
Polisi menahan belasan demonstran, tetapi hingga Selasa siang status mereka belum diumumkan.
Di tengah aksi, terdengar suara-suara protes, seperti "Kami susah cari uang, gaji DPR besar sekali!” hingga "Kalian digaji pakai uang kami!".
Ada pula tuntutan agar DPR dibubarkan.
Seorang mahasiswa, Danar, menyebut demo ini sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan yang dirasa memberatkan rakyat.
Seorang buruh, Rahmini, ikut membolos kerja demi menyuarakan protes: "Banyak PHK, tapi gaji DPR justru ratusan juta," ujarnya.
Ketua DPR RI, Puan Maharani menanggapi aksi tersebut dengan mengimbau agar aspirasi disampaikan secara tertib.
"Kami menampung semua masukan dari masyarakat dan tentu saja kita akan bahas bersama untuk memperbaiki kinerja DPR," katanya.
Sementara Wakil Ketua Komisi II, Aria Bima meminta aparat tidak bersikap represif.
"Kami harapkan cara-cara persuasif, bukan kekerasan," ujarnya.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR