GridOto.com - Jika dulu maling motor hanya mengandalkan kunci T, sekarang muncul modus baru yang lebih licik, yaitu trik tukar kunci.
Modus ini baru saja memakan korban di Kabupaten Sragen, menimpa seorang pemuda bernama Terbit (21).
Menurut AKP Ardi Kurniawan, Kasat Reskrim Polres Sragen, pelaku berinisial SE mendekati korban dengan berpura-pura menjadi orang baik yang sedang kesusahan.
Pelaku awalnya meminta diantar ke Kantor Samsat dengan alasan mobilnya ditilang.
“Pelaku mengelabuhi korban dengan cara minta diantar ke Kantor Samsat Sragen, karena beralasan mobil ditilang, mengaku mobilnya diamankan Satlantas, padahal itu tidak ada,” ungkap Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Ardi Kurniawan, Jumat (15/8/2025), dikutip dari TribunSolo.com.
Setelah sampai di lokasi, pelaku kembali berdalih untuk pindah ke tempat lain, hingga akhirnya meminta diantar ke Pasar Kota Sragen
Di sinilah trik licik pelaku dimulai.
Saat berada di Pasar Kota Sragen, pelaku mengajak korban ke toilet.
Di dalam toilet, pelaku berpura-pura resleting celananya macet dan meminta tolong kepada korban untuk meminjam kunci motornya dengan alasan aneh, yaitu untuk memperbaiki resleting.
Baca Juga: Bus Sinar Dempo Obrak-abrik Rumah Warga, Penumpang Kaget Bangun Sudah Tertindih
Saat itulah, pelaku menukar kunci motor asli milik korban dengan kunci palsu yang sudah disiapkannya.
Setelah keluar dari toilet, pelaku kembali mengelabui korban dengan berpura-pura ingin membeli baju.
Saat korban lengah, pelaku langsung kabur membawa motor Honda Scoopy korban.
Beruntung, korban segera melaporkan kejadian tersebut dan gerak cepat polisi membuahkan hasil.
Hanya dalam hitungan jam, pelaku berhasil ditangkap di Kabupaten Ngawi.
Polisi juga mengungkap bahwa pelaku sudah beraksi di tujuh lokasi berbeda dengan modus serupa dan merupakan residivis yang sudah dua kali keluar masuk penjara.
“(Kenapa belum kapok?) Karena tidak ada pekerjaan, dari 7 pencurian itu sudah dijual semua, rata-rata senilai Rp 2.500.000 hingga Rp 3.500.000,” katanya.
Uang hasil kejahatan, lanjutnya, habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Uangnya buat hidup sehari-hari,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk selalu waspada, terutama saat berinteraksi dengan orang yang baru dikenal.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR