GridOto.com - Suara raungan mesin diesel yang biasanya mengiringi perjalanan bus AKAP kali ini absen.
Yang terdengar hanya dengung halus roda yang bersentuhan dengan aspal, sesekali diiringi suara AC yang menderu lembut.
Inilah sensasi berbeda ketika mencoba bus listrik jarak jauh pertama di Indonesia, hasil kolaborasi Kalista dan PO Sumber Alam.
Kalista, penyedia ekosistem kendaraan listrik dengan solusi end-to-end, menggandeng PO Sumber Alam untuk menguji ketahanan bus listrik di rute Bekasi-Yogyakarta dengan jarak tempuh rata-rata 541 km.
“Uji coba ini bertujuan membuktikan bahwa bus listrik mampu melayani perjalanan jarak jauh, bukan hanya di dalam kota,” jelas Rono Purnomo Yunarto, General Manager Business Development Kalista Group di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/8/2025).
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari Pool Sumber Alam, Pondok Ungu.
Baterai bus Higer asal Cina yang kami tumpangi menunjukkan 95 persen.
Melintasi Tol Jakarta-Cikampek yang relatif lengang, bus melaju dengan kecepatan rata-rata 70–80 km/jam.
Kursinya cukup lega, dilengkapi foot rest, dan setiap penumpang punya port USB pribadi.
Baca Juga: Mirip Toyota HiAce Anti Solar, Bus Listrik Antarkota Kalista Mejeng di PEVS 2025
Sekitar dua jam kemudian, kami tiba di Rest Area Cikamurang.
Angka di indikator baterai menunjukkan 60 persen setelah menempuh 139 km.
Sambil menikmati makan siang, bus diisi daya di fasilitas fast charging 200 kW yang tersedia.
Waktu pengisian sekitar 45 menit, nyaris tidak terasa mengganggu jadwal perjalanan.
“Kami siapkan titik-titik pengisian yang strategis, sehingga waktu charging bisa bersamaan dengan waktu istirahat penumpang,” ujar Rono.
Dari Cikamurang, perjalanan berlanjut ke Rumah Makan Ajibarang.
Medan jalan mulai menanjak setelah keluar Tol Pejagan dan memasuki jalur Purwokerto-Tegal.
Menariknya, bus listrik dengan kapasitas 40 penumpang ini tidak kesulitan melibas tanjakan.
Klaim tenaganya mencapai 245 kW setara 328,55 dk dengan torsi 3.239 Nm, dibekali baterai 303 kWh yang sanggup menempuh jarak hingga 540 km dalam sekali pengisian.
Pukul 17.49 WIB kami tiba di Ajibarang dengan sisa baterai 39 persen.
Sambil rehat sore, bus kembali diisi daya selama 55 menit hingga mencapai 85 persen.
Perjalanan menuju Yogyakarta dilanjutkan dengan kondisi kabin tetap hening, hanya obrolan penumpang yang terdengar, tanpa getaran kasar yang biasanya terasa di bus bermesin diesel.
Menjelang pukul 22.00 WIB, kami singgah sebentar di Pool Sumber Alam Kutoarjo, lalu kembali melaju menuju tujuan akhir di Yogyakarta.
Menutup perjalanan, kami pun tiba di Yogyakarta pada pukul 00.00 WIB dengan sisa baterai 42 persen.
Total perjalanan sejatinya tidak berbeda dari bus konvensional karena waktu berhenti untuk charging, bersamaan dengan waktu istirahat penumpang.
Kalista tidak hanya menyediakan armada, tetapi juga ekosistem lengkap, mulai dari infrastruktur, SDM, sistem pemantauan, hingga dukungan teknis gratis.
Dalam uji coba ini, mereka juga bekerja sama dengan Invi, entitas di bawah Indika Energy Group, sebagai distributor armada sekaligus penyedia layanan purnajual dan pengisian daya.
Uji coba tahap kedua ini berlangsung dari 16 Agustus hingga 31 Oktober 2025.
Penumpang umum dipersilakan ikut mencoba, cukup membayar tiket Rp 170 ribu yang sudah termasuk satu kali makan.
“Kami ingin masyarakat merasakan langsung bahwa bus listrik jarak jauh itu nyaman, aman, dan layak diandalkan,” tutup Rono.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR