"Jika volume itu enggak bisa di-justify, cost itu balik lagi ke price, dan price itu balik ke market, artinya konsumen akan dibebani cost production yang dibebani melalui harga," tambahnya.
Oleh sebab itu, Micah Shepard, President of Vehicle Lifetime Solutions Asia Pacific, menjelaskan bahwa Schaeffler akan menjalankan bisnis di Indonesia dengan cara step by step.
"Hal yang lumrah terjadi dalam membangun bisnis adalah menjalankan satu per satu langkah, dalam hal ini membangun head office, sales office, local werehouse, lalu mengharapkan manufacturing plant, nah saat ini kami sedang menjalankan proses itu tadi," tuturnya.
Ia mengatakan, Schaeffler tidak menutup kemungkinan membuka pabrik di Indonesia jika memang secara bisnis memungkinkan.
"Kami belum bisa menjelaskan kapan komitmen waktu dimana kami memiliki manufacturing plant, karena kan untuk berinvestasi perlu banyak hal yang diperhitungkan. Jadi kita lihat nanti," tutupnya.
Sebagai informasi, saat ini pasokan spaepart aftermarket Schaeffler di Indonesia masih berasal dari jaringan manufaktur global yang berlokasi di Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Tiongkok, India, Jerman, Rumania, dan Amerika Serikat.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR