Di sisi lain, Farhan, seorang tengkulak BBM dari Jember, menyatakan bahwa ia terpaksa memborong BBM di Lumajang karena stok di Jember kosong dalam beberapa hari terakhir.
BBM yang dibeli akan dibawa kembali ke Jember untuk dijual kepada orang lain, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Mau dibawa ke Jember, di sana kosong gak ada bensin," ungkap Farhan.
Hasil pantauan menunjukkan, setelah memindahkan BBM ke jeriken, mobil pikap tersebut kembali antre di SPBU untuk membeli BBM lagi.
BBM yang sudah dipindahkan, kemudian diangkut dengan kendaraan lain yang diduga menuju Jember.
Baca Juga: Ugal-ugalan, Harga Bensin Eceran di Lima Kabupaten Ini Tiba-tiba Rp 35 Ribu Per Liter Gara-gara Ini
BBM jenis Pertamax menjadi pilihan karena pembeliannya tidak dibatasi oleh SPBU, yang nantinya dijual lagi dengan harga per liter bervariasi antara Rp 30.000 - 35.000.
Sebagai perbandingan, harga pertamax di SPBU hanya Rp 12.500 per liter.
"Kalau di Jember nanti dijual Rp 35.000 yang botol besar (ukuran 1,5 liter), yang kecil (ukuran 1 liter) Rp 25.000," jelas Farhan.
Menanggapi situasi ini, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Lumajang, Yudo Hariyanto, menjelaskan pihaknya tidak dapat membatasi pembelian BBM di SPBU, terutama untuk BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax turbo.
"BBM yang non-subsidi memang tidak diatur, tapi kami mengimbau pada masyarakat jangan membeli yang berlebihan," imbuhnya.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR