Di samping itu, faktor teknis motor juga jadi salah satu penilaian sendiri.
Sudah jadi rahasia umum kalau GP24 dianggap punya performa lebih konsisten dibanding GP25, motor terbaru Ducati yang dipakai tim pabrikan saat ini.
Terbukti Pecco Bagnaia agak kedodoran pakai motor ini.
Selain itu juga ada Fabio di Giannantonio yang juga berkesempatan dapat motor ini, tapi nyatanya ia tampil tidak konsisten, meski secara teori ia berkendara dengan sangat baik.
Hanya Marc Maruqez sebagai rider yang dianggap paling berbakat, sehingga bisa menyatu dengan GP25.
Artinya, performa Alex Marquez pun masih dipertanyakan andai ia dapat motor yang speknya beda dengan GP24, dan itu penting untuk dipikirkan oleh sebuah tim pabrikan.
Sandungan lain buat Alex untuk naik ke tim pabrikan adalah usianya yang sudah tak lagi muda untuk dijadikan pembalap masa depan.
Rider muda dinilai akan lebih jadi pilihan Ducati Lenovo andai harus mengganti salah satu pembalapnya.
Ini seperti disampaikan Neil Hodson, pengamat sekaligus mantan pembalap MotoGP dalam artikel Crash.net.
"Tim pabrikan sudah punya pembalap andalan mereka yaitu Marc, dan mereka kemungkinan besar akan lebih memilih pembalap muda usia 20 tahunan dibanding Alex yang kini sudah 29 tahun," ungkap Hodson.
"Aku sendiri tidak bisa membayangkan mereka merekrut Alex saat ia berusia 31," imbuhnya.
Dibanding Alex Marquez, justru rekan setimnya yakni Fermin Aldeguer yang punya peluang lebih besar naik ke tim pabrikan.
Apalagi di usianya yang baru menginjak 20 tahun ia sudah meraih podium perdana di musim debutnya di MotoGP, sehingga bukan hal mustahil ia akan naik ke pabrikan.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR