Maka, dugaan Toyota mulai terusik sehingga menggelontorkan kampanye bertema hybrid lebih mudah daripada EV tampak berkorelasi.
Lebih-lebih ketika muncul postingan viral di mana gambar sebuah Toyota Alphard HEV diberi narasi:
Waktu Anda terlalu berharga hanya untuk menunggu colokan. All New Alphard HEV. Untuk mereka yang tahu bahwa waktu tak bisa diisi ulang.
Yang jelas, postingan tersebut tak ditemui di akun Instagram resmi TAM. Namun kemunculannya, spontan 'memvulgarkan' kampanye hybrid Toyota yang dilakukan lebih soft.
Hanya dalam beberapa konten postingan, suasana masih tenang hingga muncul satu yang meledak.
Menegaskan bahwa saat ini ada perang yang tengah terjadi. Lebih dari sekadar perang produk, melainkan 'perang mindset' dari dua raksasa industri otomotif dunia di Indonesia.
Pihak-pihak yang pengusung sebuah fitur teknologi berusaha menanamkan bahwa teknologi tersebut adalah yang terbaik.
EV atau mobil listrik sudah terang-terangan mengunggulkan kelebihannya. Hemat dan punya benefit yang didapat konsumen khususnya warga Jakarta dan sekitarnya yakni bebas ganjil-genap.
Sementara Toyota nampak melakukan reaksi terhadap fenomena ini sampai muncul 'insiden' postingan Alphard Nyindir Denza D9.
Apa yang saya amati sejak pertengahan Mei lalu pun akhirnya seperti bertemu puncaknya. Meski di luar skenario Toyota.
| Editor | : | Iday |
KOMENTAR